Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi

Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi
link : Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi

Baca juga


Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi

Kita sudah usang salah kaprah.

  • Di artikel dimanakah rezeki itu berada kita sudah memahami bahwa rezeki itu di tangan Allah. Dialah yang membagi rezeki. Dan Dia Maha Adil, tak ada yang tak diberiNya. Semua dapat, tanpa terkecuali, pas sejumlah kebutuhannya dan pas sesuai yang pantas diterimanya
  • Banyak yang menyangka bahwa adil itu memberi sama rata pada setiap orang, yang benar bahwa adil itu memberi sesuai kebutuhan dan kepantasan. Memberi selimut pada orang yang kedinginan itu lebih adil dibanding memberi selimut pada semua orang yang belum tentu membutuhkan selimut. 
  • Memberi uang jajan 1 juta rupiah pada balita itu tak pantas alasannya tingkatan umurnya dan kemampuan mengelola uang tersebut belum ada. Beda jikalau uang tersebut diberikan pada pengusaha kecil usia pandai balig cukup akal yang butuh modal untuk menyebarkan usahanya. Dari segi kebutuhan dan kepantasan beliau memenuhinya.

 kita sudah memahami bahwa rezeki itu di tangan Allah Rezeki di Langit Bukan di Bumi

Rezeki ada di langit dan bukan di bumi.

  • Jadi jikalau kita berjuang keras setiap hari, katanya mencari rezeki Ilahi di muka bumi ini, mungkin kurang tepat. Karena terkadang kita sudah berusaha keras, tapi rezeki yang kita impikan tak kunjung kita dapatkan. Sebuah proyek yang kita kejar dan bisa memberi uang yang banyak bagi kita, gagal kita dapatkan. Bisnis yang di atas kertas bisa menguntungkan ternyata sehabis dijalani bukan untung yang didapat tapi buntung, perjuangan tersebut melarat dan gulung tikar, tinggallah kita gigit jari meratapi takdir.
  • Karena usaha, kerja, gaji, upah bukanlah itu yang membawa rezeki pada kita, tapi alasannya Allah menghendakinya, maka kita beroleh rezeki lewat usaha, kerja, yang berupa gaji, upah, bonus ataupun itu. Mengapa? Karena Allah melihat kita pantas mendapatkannya, kita toh sudah kerja keras dan rezeki itu memang jatah kita. Kaprikornus kita berikhtiar untuk memantaskan diri biar diberi rezeki.

 kita sudah memahami bahwa rezeki itu di tangan Allah Rezeki di Langit Bukan di Bumi

Jarak antara problem rezeki dan solusinya itu dekat.

  • Memang rezeki sudah dijamin Allah, tapi insan tetap wajib berikhtiar. Rezeki kita tak selamanya lancar, kadang seret, terhambat dan terasa sulit. Itu tandanya kita mengalami fase hidup bermasalah dalam hal rezeki.
  • Kadang Allah seolah menahan rezeki kita, alasannya silakan baca di artikel mengapa Allah menahan rezeki kita? Allah ingin kita kembali mendekat padanya, rezeki sulit justru tanda Allah mencintai kita.
  • Jika kita mempunyai anak yang bermasalah dengan narkoba, sebagai orang bau tanah tentu kita ingin anak kita sembuh dan mendekati kita untuk menuntaskan masalahnya. Jika anak tiba meminta maaf dikarenakan telah mengecewakan kita dan mengakui kesalahannya serta berjanji untuk tidak mengulanginya, orang bau tanah mana yang sanggup menolaknya? Kita niscaya berusaha memberi akomodasi yang baik pada sang anak biar sanggup menyembuhkan dirinya. Kita masukkan ke daerah rehabilitasi terbaik, kita jaga lingkungannya, kita beri masakan sehat dan kita jaga mentalnya biar beliau merasa disayangi dan dipedulikan. 
  • Begitu juga Allah. Ada uztaz yang menyampaikan bahwa; " jarak antara problem rezeki dan solusinya itu sangat dekat, cuma sejauh jidatmu itu (sambil tepuk-tepuk keningnya) ke daerah sujudmu. Urus saja yang disuruh Allah (perintah shalatNya), sempurna waktu, gak pake lama, nanti Insya Allah akan urus masalahmu sempurna waktu juga. Mungkin gak sekarang, mungkin besok, mungkin nanti di akhirat." (baca : banyak sujud banyak rezeki).
  • Jadi tak perlu khawatir dengan urusan rezeki kita, jikalau kita mengutamakan Allah dalam setiap gerak dan langkah kita. (baca : inilah solusi dari semua problem rezeki). Jadikan ikhtiar menjemput rezeki sebagai ibadah.



Kesimpulan :


  • Sebelum kaki melangkah, menjemput rezekiNya, biarkan kepala merendah, meletakkan kening di bumiNya. (baca : mengapa dhuha melancarkan rezeki) Semoga setiap detiknya Allah berkahi rezeki kita, setiap gerak langkah jadi inspirasi, tiap bicara jadi motivasi dan membisu pun tetap berzikir mengingat Ilahi Rabbi.
  • Semoga Allah memudahkan kita melaksanakan ibadah. Amiin.
  • Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi

Sekianlah artikel Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rezeki Di Langit Bukan Di Bumi dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/05/rezeki-di-langit-bukan-di-bumi.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel