Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
Saturday, December 12, 2020
Edit
Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Amalan,
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
link : Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
Anda sekarang membaca artikel Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/tak-perlu-harta-banyak-untuk-mulia.html
Judul : Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
link : Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
YA ALLAH MALU SEKALI MENDENGAR KISAH INI.
Seorang pedagang binatang qurban berkisah perihal pengalamannya. Begini ceritanya. " Seorang ibu tiba memperhatikan dagangan saya. Dilihat dari penampilannya sih tampaknya gak akan bisa membeli. Namun tetap saya coba hampiri dan memperlihatkan kepadanya, “Silahkan bu…”, kata saya sambil memperhatikan ibu itu lekat-lekat. Lantas ibu itu menunjuk salah satu kambing termurah sambil bertanya,”Kalo yang itu harganya berapa Pak?”. Tanyanya..
“Yang itu Rp. 1.500.000 bu,” jawab saya. “Harga pasnya berapa?”, Tanya kembali si Ibu. "Ya, Rp. 1.300.000 deh, harga segitu mah untung saya kecil, tapi biarlah…… . Jawab saya sekenanya. “Tapi, uang saya hanya 1.200.000 boleh pak?”, pintanya. Waduh, saya bingung, alasannya yaitu itu harga modalnya, hasilnya saya berembug dengan teman hingga hasilnya diputuskan diberikan saja dengan harga itu kepada ibu tersebut. Itung-itung sedekah, supaya deh dijual dengan harga modal.
(baca : pengen hajat terkabul, lakukan ini)
Sayapun mengantar binatang qurban tersebut hingga kerumahnya, begitu tiba dirumahnya, “Astaghfirullah……, Allahu Akbar…, terasa menggigil seluruh tubuh alasannya yaitu melihat keadaan rumah ibu itu.
Rupanya ibu itu hanya tinggal bertiga, dengan ibunya dan puteranya dirumah gubug berlantai tanah tersebut. Saya tidak melihat daerah tidur kasur, dingklik ruang tamu, apalagi perabot glamor atau barang-barang elektronik,. Yang terlihat hanya dipan kayu beralaskan tikar dan bantal lusuh.
Diatas dipan, tertidur seorang nenek bau tanah kurus. “Mak…..bangun mak, nih lihat saya bawa apa?”, kata ibu itu pada nenek yang sedang rebahan hingga hasilnya terbangun. “Mak, saya sudah belikan emak kambing buat qurban, nanti kita antar ke Masjid ya mak….”, kata ibu itu dengan penuh kegembiraan.
Si nenek sangat terkaget meski nampak bahagia, sambil mengelus-elus kambing, nenek itu berucap, “Alhamdulillah, hasilnya kesampaian juga jikalau emak mau berqurban”.
“Nih Pak, uangnya, maaf ya jikalau saya nawarnya kemurahan, alasannya yaitu saya hanya tukang basuh di kampung sini, saya sengaja mengumpulkan uang untuk beli kambing yang akan diniatkan buat qurban atas nama ibu saya….”, kata ibu itu
Kaki ini bergetar, dada terasa sesak, sambil menahan tetes air mata, saya berdoa , “Ya Allah…, Ampuni dosa hamba, hamba aib berhadapan dengan hamba-Mu yang niscaya lebih mulia ini, seorang yang miskin harta namun kekayaan imannya begitu luar biasa”.
“Pak, ini ongkos antarnya…”, panggil ibu itu. Dengan aib hati saya bilang ”Sudah bu, supaya ongkos antarnya saya yang bayar’, .
Saya cepat pergi sebelum ibu itu tahu jikalau mata ini sudah berair alasannya yaitu tak mampu menerima teguran dari Allah yang sudah mempertemukan dengan hambaNya yang dengan kesabaran, ketabahan dan penuh keimanan ingin memuliakan orang tuanya…….
Untuk mulia ternyata tidak perlu harta berlimpah, jabatan tinggi apalagi kekuasaan, kita bisa mencar ilmu keikhlasan dari ibu itu untuk menggapai kemuliaan hidup. Berapa banyak diantara kita yang diberi kecukupan penghasilan, namun masih saja ada kengganan untuk berkurban, padahal bisa jadi harga handphone, jam tangan, tas, ataupun aksesoris yg melekat di tubuh kita harganya jauh lebih mahal dibandingkan seekor binatang qurban. Namun selalu kita sembunyi dibalik kata tidak bisa atau tidak dianggarkan.
(baca : matre vs rezeki)
Malu gak sih kita sama si ibu tukang basuh di atas? Yang menabung uangnya sen demi sen untuk membeli binatang kurban bagi emaknya yang sudah bau tanah dan terbaring sakit. Sementara kita mungkin gak menganggap penting kurban itu dan menentukan melewatkan Hari Raya Qurban tanpa berniat untuk berkurban. Padahal kita jauh lebih "kaya" dibanding ibu di atas..
Selamat berkurban..semoga kita menerima pahala dari amalan itu.
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia
Sekianlah artikel Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Tak Perlu Harta Banyak Untuk Mulia dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/12/tak-perlu-harta-banyak-untuk-mulia.html