Titipan Rezeki Dari Allah

Titipan Rezeki Dari Allah - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Titipan Rezeki Dari Allah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Titipan Rezeki Dari Allah
link : Titipan Rezeki Dari Allah

Baca juga


Related

Titipan Rezeki Dari Allah

ARTIKEL KE 749  

Kalo rezeki tak akan kemana  

Kisah ini berdasarkan penuturnya yakni kisah konkret yang dialami seorang uztad yang saya tuliskan kembali di sini semoga sanggup menjadi pelajaran bagi kita.
Suatu ketika sang uztad (Uy) menerima permintaan ceramah di luar kota, berangkatlah ia dari rumah menuju bandara Soekarno-Hatta dengan taksi.
Sepanjang perjalanan ia ngobrol dengan supir taksinya (ST);



Uy: "Ngomong², udah berapa usang bawa taksi pak?
ST: "Belum usang sih pak, gres beberapa bulan saja".
Uy: "Ooh gitu, emang sebelumnya kerja?".
ST: "Dulu sempat kerja di perusahaan perkapalan di Surabaya, kebetulan dulu kuliah Tehnik Mesin di ITS, trus perusahaannya gulung tikar jadi saya kena PHK, usang nganggur di Surabaya hasilnya saya putuskan pindah ke Jakarta.
Uy "Wah, sayang sekali ya, ngomong² anak sudah berapa?".
ST: "Alhamdulillah sudah 4 pak, yang besar malah udah mau tamat SMA".
Uy: "Oh gitu, kalo boleh tau, narik taksi sehari higienis sanggup dapet berapa...?".
ST: "Alhamdulillah pak, kalo di rata² sehari sanggup dapet 75 ribu, kalo lagi rame sanggup sampe 150 ribu, tapi gak tentu jugalah pak".
Uy: "Oh ya, tapi sebelumnya mohon maaf nih, emang segitu cukup buat anak istri?".
ST: "Ya insya Allah cukup pak, daripada gak ada sama sekali".
Uy: "Masyaa Allah, kok sanggup cukup ya pak, ini di Jakarta lho?".
ST: "Ya kalo dihitung² sih gak cukup pak, tapi kini saya merasa lebih tenang... Alhamdulillah selain kerja sanggup sambil ngurus masjid. Masih sanggup rutin sedekah, 10% dari hasil narik saya infakkan ke masjid".
Uy:" Ya Allah, jadi uang segitu masih dipotong lagi buat sedekah?".(tak terasa air matanya menetes haru, takjub).
ST: "Iya pak, mumpung Allah masih ngasih kesempatan saya bersedekah, dulu waktu masih jaya boro² sedekah pak, uangnya selalu habis buat hidup. Makanya Allah ngasi peringatan ke saya, habis sudah semua yang saya miliki. Saya bersyukur kalau kini sanggup akrab sama Allah, meskipun honor tak seberapa".
Tak terasa, kendaraan beroda empat sudah memasuki gerbang terminal 1B Soetta, argo menawarkan 115 ribu rupiah, kemudian dibayar oleh Uztad 150 ribu.
Karena rasa haru yang mendalam dari kisah supir taksi tadi, sebelum keluar dari kendaraan beroda empat sang uztad mengeluarkan lagi uang Rp. 2 juta dari saku dan diberikannya ke bapak supir tsb.
"Ini buat anak istri dirumah ya, salam buat keluarga". sambil beranjak keluar dari mobil.
Tiba² bapak supir keluar dari mobilnya dan menyusul Ustad.
"Masyaa Allah pak, ini kebanyakan" sambil menyodorkan kembali uang tsb.
"Oh gak papa, kebetulan saya lagi ada titipan rezeki dari Allah dan saya mau sedekah sama orang yang Ahli Sedekah, bahagia ketemu sama bapak. Tolong jangan dikembalikan. Berilah kesempatan Allah mencatat sebuah amal jariyah buat saya". Jawab Ustad
Dengan mata yang berkaca², pak supir mendapatkan uang tersebut sambil memeluk Ustad. Mereka berpisah dan suasana haru itupun berlalu. 


Waktupun berlalu sedemikian cepatnya...kejadian itu sudah jadi masa kemudian sang uztad.
Tapi di suatu malam, ketika sedang bersilaturahmi dengan teman²nya di lobby sebuah hotel, ketika asik ngobrol, tiba² tiba office boy menghampirinya sambil menyerahkan sebuah amplop.
"Apa ini?" tanya Ustad, "Tak tau pak, saya disuruh sama bapak² di luar tadi, itu titipan dari dia pesannya, supaya diserahkan ke bapak", jawab office boy. "Bapak yang mana?", tanya Ustad penasaran. "Wah, saya juga gak kenal pak, orangnya diluar sana pak" jawab office boy.
Melihat insiden itu, salah satu sobat Ustad yang kebetulan berdinas di kepolisian memberi saran untuk segera membuka amplop tersebut dan ternyata didalamnya berisi uang US 2,000 dollar (kalo dikurs rupiah 10,000 per 1 dolar aja bukankah itu 20,000,000?)
Dalam kondisi keheranan dan terkejut, muncul rasa ingin tau dan curiga, jangan² uang ini diberikan sebagai jebakan, sang uztad pun berlari keluar hotel mencari tahu siapa sang pemberi amplop tadi.
"Mana bapak yang ngasih amplop ini?" tanyanya kembali ke office boy yang menyerahkan amplop tadi. "Itu pak, bapak itu masih diluar".
Dengan setengah berlari, Ustad hasilnya menemukan bapak yang ditunjuk. "Pak, maaf ya, bapak yang ngasih amplop ini? Apa maksudnya? Bapak siapa?" tanyanya dengan nada agak meninggi alasannya yakni ia takut sedang mendapatkan jebakan dari seseorang.
"Iya saya pak, saya memang udah usang mencari bapak, saya supir taksi yang pernah nganterin bapak dulu ke bandara, masak bapak lupa?"
"Waduh maaf pak, mana saya inget, saya sering naek taksi" jawab Ustad penasaran.
"Saya supir taksi yang 2 tahun dulu pernah bapak kasih uang Rp 2 juta".
"Masya Allah maaf pak, saya bener2 gak inget".
"Saya yang pernah anter bapak dari Lebak Bulus ke terminal 1B pas bapak mau ke Bangka Belitung".
Ustad mulai pelan-pelan mengingat insiden 2 tahun yang lalu.
"Terus terperinci pak, ketika itu saya memang sedang membutuhkan uang sebanyak itu untuk bayar kontrakan yang jatuh tempo. Hari itu juga sama saya harus bayar sekolah anak saya. Dan saya tidak tau lagi kemana harus saya cari uang sebanyak itu. Makara ketika bapak kasih Rp 2 juta itu saya kaget sampe nangis. Saya berterima kasih sekali sama bapak".
"Masyaa Allah pak, maafkan saya, saya gres ingat, Lagian itu insiden 2 tahun yang lalu. Trus ini kenapa kok bapak ngasih sebanyak ini?".
"Saya cuma ingin berterima kasih saja sama bapak, Alhamdulillah pak kini saya sudah bekerja di perusahaan konsultan teknik untuk proyek".
"Masya Allah pak, ya udah pak saya terima tapi ini kebanyakan" sambil bermaksud menyerahkan amplop itu kembali, namun ditolak..
"Ma'af pak, tolong diterima, jangan dikembalikan, berilah kesempatan Allah mencatat sebuah amal jariyah buat saya".

Pelukan dan air mata mengiringi haru pertemuan kembali dua hamba yang saling menyayangi alasannya yakni Allah ini.

Allah berfiman : Barangsiapa membawa Amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat Amalnya. Dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)... (QS. Al An'am : 160)

Terbukti dari kisah di atas, uang 2 juta dibalas Allah dengan 20 juta, meskipun butuh waktu dua tahun untuk mendapatkannya (baca : mengapa Allah tak pribadi membalas amal sedekah kita?). Bukan hanya kenyamanan yang dibeli dengan sedekah bahkan beli kesusahanmu dengan sedekah. Maksudnya meski hidupmu susah, rezekimu sempit, bersedekahlah, alasannya yakni sanggup jadi itulah jalan untuk memperlancar jalan rezekimu.
Seperti apa yang dilakukan oleh sopir taksi tadi, penghasilan yang tak seberapa Rp. 75,000 per hari masih disumbangkan juga buat mesjid 10 persen (Rp. 7,500) setiap hari, begitu seterusnya. Sehingga ketika dia butuh uang yang tampaknya tak mungkin sanggup dia dapatkan, datanglah donasi Allah SWT lewat tangan sang uztad. (baca ; teori bantu membantu untuk memperlancar rezeki).

Allah selalu punya cara untuk menuntaskan persoalan kita. Tapi dekati Dia dengan ibadah yang disukainya yaitu sedekah.

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Titipan Rezeki Dari Allah

Sekianlah artikel Titipan Rezeki Dari Allah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Titipan Rezeki Dari Allah dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/titipan-rezeki-dari-allah.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel