Beda Pendapat Soal Rezeki

Beda Pendapat Soal Rezeki - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Beda Pendapat Soal Rezeki, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Beda Pendapat Soal Rezeki
link : Beda Pendapat Soal Rezeki

Baca juga


Related

Beda Pendapat Soal Rezeki

Artikel ke 748

Beda pendapat murid dan guru  

Perbedaaan pendapat itu berkah, jangan dijadikan ladang buat berdebat dan saling membenci. Berdebat hanya dilakukan oleh mereka yang sering gagal paham. Saking pengennya diakui pendapatnya sampe perlu menantang debat segala. Padahal debat gak menghebatkan malah menghinakan bila tak bijaksana mengutarakannya.


Suatu ketika Sang Guru, Imam Malik memberikan dalam majelis: “Sesungguhnya rezeki itu tiba tanpa sebab, cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah pasti Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”
Mendengar hal itu, Imam Syafi’i, sang murid ternyata punya pendapat lain. Yang disampaikan oleh gurunya tidak disanggahnya tapi dia lebih menentukan aktif daripada pasif kalo urusan rezeki ibarat yang dikemukakan Sang Guru. Sang Murid mengumpamakan dengan seekor burung. Seandainya seekor burung tidak keluar dari sangkarnya berpagi-pagi, bagaimana mungkin ia akan mendapatkan rezeki? 

Masing-masing bertahan pada pendapatnya. Hingga pada suatu hari ketika tengah meninggalkan pondok, Imam Syafi’i melihat serombongan orang tengah memanen anggur, dan iapun kemudian membantunya. Tatkala pekerjaan itu selesai, Imam Syafi’i mendapatkan imbalan beberapa ikat anggur sebagai balas jasa kebaikannya.
Imam Syafi’i girang sekali. Bukan semata lantaran mendapatkan anggur, tetapi pertolongan itu telah menguatkan pendapatnya. Jika burung tak terbang keluar dari sarang, bagaimana ia akan menerima rezeki? Burung harus berikhtiar mencari rezekinya gres sanggup menikmatinya. Jika seandainya ia tak membantu memanen, pasti ia tak akan mendapatkan anggur.

Bergegas ia segera menjumpai gurunya. Lalu sambil menaruh seluruh anggur yang didapatnya, ia pun menceritakan kisah yang terjadi. Imam Syafi’i sedikit mengeraskan pada potongan kalimat “Seandainya saya tidak keluar pondok dan melaksanakan sesuatu (membantu memanen), tentu saja anggur itu tidak akan pernah hingga di tangan saya.”
Mendengar itu Imam Malik tersenyum seraya mengambil anggur dan mencicipinya. Imam Malik berkata: “Sehari ini saya memang tidak keluar pondok. Hanya melaksanakan kiprah sebagai guru, mendidik anak muda yang haus ilmu dengan impian menerima ridha Ilahi dsambil sedikit berpikir alangkah nikmatnya jikalau ketika hari panas ibarat ini saya sanggup menikmati buah anggur yang segar. Lalu tiba-tiba engkau tiba sambil membawakan beberapa ikat anggur untukku."
Bukankah ini juga potongan dari rezeki yang tiba tanpa sebab?. Cukup dengan tawakkal yang benar kepada Allah pasti Allah akan berikan Rezeki. Lakukan yang menjadi bagianmu, selanjutnya biarkan Allah yang mengurus lainnya.”

Kedua orang itu kemudian tertawa. Dua Imam madzab yang mengambil dua aturan yang berbeda dari hadits yang sama.
Berbeda bukan berarti berpisah jalan
Berbeda pun sanggup berarti saling mendukung...
Selama ini dilema terjadi lantaran perbedaan pendapat dibesar-besarkan. Tak ada yang mau menyerah lantaran semua merasa benar. Apalagi kalo urusan agama, sangat sensitif dan sangat praktis menyulut amarah..
Padahal perbedaan itu berkah..
Cuma kita ogah aja mendapatkan kalo orang lain berbeda dengan kita...
Rezeki aja sanggup beda kok apalagi cuma pendapat?

Wallahu alam


Demikianlah Artikel Beda Pendapat Soal Rezeki

Sekianlah artikel Beda Pendapat Soal Rezeki kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Beda Pendapat Soal Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/beda-pendapat-soal-rezeki.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel