Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
Thursday, April 16, 2020
Edit
Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Amalan,
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
link : Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
Anda sekarang membaca artikel Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/waspadai-sumber-dan-penggunaan-rezeki.html
Judul : Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
40 hari dalam kubur menemani mayat.
- Konon zaman dulu hiduplah seorang multimilyuner yang mempunyai uang banyak berlimpah. Sebelum meninggal ia menulis surat wasiat yang pada dasarnya kalau ada orang yang mau menemaninya dalam kuburan selama 40 hari beliau akan beri separuh harta warisannya.
- Sehingga tiba kematiannya, ditanyakanlah kepada belum dewasa dan keluarga terdekatnya, kalau ada yang bersedia melaksanakan wasiat ayahandanya tersebut. Tapi tak ada satupun yang bersedia. Akhirnya diumumkanlah perihal surat wasiat itu ke seluruh negeri.
- Alkisah ada seorang tukang kayu miskin yang mendengar pengumuman itu dan berpikir inilah kesempatannya untuk kaya. Pikirnya apa susahnya menemani mayat di dalam kubur? Toh beliau sudah mati niscaya tak sanggup berbuat apa-apa.
- Akhirnya bergegaslah si tukang kayu meninggalkan rumahnya menuju rumah si multimilyuner dan melaporkan kepada andal warisnya bahwa beliau bersedia menemani jasad ayahandanya tersebut demi setengah harta kekayaan yang bakal jadi miliknya.
- Singkat kisah alhasil dikuburlah jasad Sang Multimilyuner ditemani Si Tukang Kayu yang turut dikubur sambil membawa kapak kesayangannnya. Ketika ditanya mengapa harus membawa kapak bersamanya, Si Tukang Kayu menjawab kalau itulah harta satu-satunya yang paling berharga miliknya.
- Setelah langkah para pengantar mayat sudah tak terdengar lagi, datanglah Malaikat Munkar dan Nakir untuk menanyai si mayit, begitu pikir si Tukang Kayu. Tapi yang terjadi bukannya bertanya sama Si Multimilyuner mereka malah menanyainya. Ketika ditanya apa yang beliau lakukan dalam kubur, berkatalah si Tukang Kayu kalau beliau menemani mayat multimilyuner selama 40 hari ke depan demi mendapat setengah dari harta peninggalannya. Malaikat bertanya lagi, harta apa saja yang beliau miliki? Dijawab oleh Si Tukang Kayu kalau beliau tak mempunyai harta selain kapak besi yang beliau gunakan untuk mencari rezeki. Saat ditanya oleh malaikat darimana beliau memperoleh kapaknya. Dijawab secara impulsif oleh tukang kayu bahwa kapak itu dibelinya. Bertanya malaikat apakah uang yang digunakan membeli kapak itu yaitu uangnya. Dijawab oleh si tukang kayu kalau uang itu warisan dari orangtuanya yang tak seberapa. Pergilah kedua malaikat itu.
- Keesokan harinya malaikat tiba lagi dan menanyainya beliau gunakan apa kapak itu. Dijawab oleh tukang kayu kalau beliau menggunakannya untuk mencari rezeki dengan menebang pohon untuk dijadikan kayu bakar kemudian dijualnya di pasar. Di hari ketiga malaikat tiba lagi dan bertanya pohon milik siapa yang beliau tebang. Dijawab oleh tukang kayu tersebut bahwa pohon yang ditebangnya bukan milik siapa-siapa sebab tumbuh liar di hutan. Malaikat bertanya apakah beliau yakin pohon itu tak ada pemiliknya? Tukang kayu mengangguk. Kemudian malaikat pergi.
![]() |
sumber www.godupdates.com |
- Besoknya malaikat tiba lagi di hari ke empat dan bertanya apakah beliau memotong kayunya sama ukuran dan beratnya sebelum beliau jual? Tukang kayu menjawab bahwa ia hanya mengira-ngira ukuran dan beratnya, meski dijual dengan harga yang sama. Karena tak mungkin baginya memotong kayu sama persis. Akhirnya malaikat pergi lagi.
- Begitu seterusnya malaikat terus tiba dan menanyai si tukang kayu perihal kapak sebagai alat untuk mencari rezeki. Belum cukup seminggu ditanyai si tukang kayu merasa tak sanggup dan menentukan kabur, keluar dari liang lahat dan melupakan ambisinya mendapat setengah harta peninggalan multimilyuner itu.
- Ternyata di luar kuburan, orang pada keheranan mengapa si tukang kayu yang sempat bertahan beberapa hari lari keluar meninggalkan mayat yang harusnya beliau temani selama 40 hari. Sambil berteriak biar orang lain saja yang mengambil harta si multimilyuner sebab beliau sudah tak menginginkannya lagi. Dia terus berlari menuju rumahnya dan menemui isteri yang telah menunggunya dengan harap-harap cemas.
- Sesampainya di rumah, disampaikannya pada isterinya bahwa ia sudah tak menginginkan harta yang banyak itu. Di dunia ini hanya kapak renta yang dimilikinya tapi malaikat Munkar dan Nakir tak henti bertanya seputar kapak itu. Bagaimana kalau hartanya banyak. Pasti pertanyaannya juga jauh lebih banyak dan butuh waktu usang juga untuk ditanyai. Jangan hingga harta itu yang menghalanginya masuk surga.
Kesimpulan.
- Mungkin kisah di atas fiktif tapi memberi kita banyak pelajaran. Apa yang sanggup kita simpulkan dari kisah di atas?
(1) Hati-hati dengan sumber rezeki anda.
- Bagaimana cara anda mencari rezeki, sumbernya halal atau haram kah? (baca : carilah rezeki halal meski cuma setetes). Rezeki yang halal itu penting, meski cuma sedikit tapi diperoleh dengan jalan yang diridhainya. Seperti tukang kayu di atas mencari rezeki dengan menjual kayu yang ditebangnya sendiri.
- Sumber rezeki dengan bekerja di bidang yang ilegal, jualan narkoba, berjudi, korupsi, kolusi, gratifikasi yaitu sumber rezeki yang haram, sebab diperoleh dengan curang dan mengorbankan orang lain.
(2) Hati-hati dengan alat yang anda gunakan mencari rezeki.
- Alat untuk mencari rezeki. Apakah alat yang anda pakai untuk mencari rezeki itu sudah benar? Seperti kapak yang digunakan tukang kayu di atas yaitu alat mencari rezeki yang diperolehnya secara halal (membeli). Bukan lewat merampas, menodong, mengancam.
- Apakah kendaraan yang anda pakai untuk bekerja, kios yang anda pakai untuk jualan anda dapatkan secara halal? Dibeli dengan uang halal, diperoleh secara halal..
- Sudah sesuaikah timbangan yang anda pakai untuk menimbang, tidak dirubah atau diubahsuaikan untuk mendapat laba sesaat. Sudah sesuaikah literan yang digunakan?
(3) Cara anda mencari rezeki apakah sesuai hukum agama?
- Jika anda menjual barang yang ditimbang, apakah timbangannya benar, takarannya cukup, tanpa menguranginya? Apakah barang yang dijual kualitasnya bagus? Apakah jam kerjanya mencukupi? Tidak korupsi waktu dan tidak menyia-nyiakan jam kerja untuk kepentingan pribadi, tidak makan honor buta?
(4) Rezeki yang anda dapatkan digunakan untuk apa?
- Apa untuk berfoya-foya membeli barang haram, minum minuman keras, membayar WTS untuk melaksanakan zina, menyuap hakim dan jaksa korup. Apakah rezeki itu anda nikmati sendiri atau dibagi dengan sesama/orang yang membutuhkan?
(5) Apakah anda mensyukuri rezeki yang diberiNya?
- Apakah anda puas dengan rezeki anda? Atau masih selalu merasa kekurangan, masih iri dengan rezeki orang lain dan protes pada Allah? (baca : rambu-rambu orang beriman dalam memandang dan memperlakukan rezeki).
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari.
Sekianlah artikel Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Waspadai Sumber Dan Penggunaan Rezeki Anda! Dongeng Menemani Jenazah Selama 40 Hari. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/waspadai-sumber-dan-penggunaan-rezeki.html