Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu.

Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu. - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu., kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu.
link : Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu.

Baca juga


Related

Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu.

Manusia modern yaitu insan penggerutu

  • Sadarkah bahwa kita yaitu belahan dari insan modern yang doyan menggerutu? Sumpah serapah yaitu hal yang biasa bagi kita. Menyebut semua hewan ketika kesal kalo perlu nama setan pun dibawa-bawa (padahal setannya itu kita he..he..). Jalanan macet menggerutu. Proposal proyek ditolak menggerutu. Anak isteri gak mau diatur ngedumel. Tetangga bunyiin musik keras-keras di jam tidur bikin emosi kita memuncak tapi gak berani negur, kesannya stres sendiri. Baju kotor kena masakan secara gak sengaja, kesal lagi. Nonton bola terus tim kesayangan kalah eksklusif emosi dan kesal bukan main.
  • Ya.. hitunglah berapa kali dalam sehari anda mengeluh, berapa kali anda menggerutu, berapa kali anda merasa tak puas dan murka oleh keadaan? Kalo lebih dari 10 kali itu tandanya ada yang salah dengan anda. 

Mengapa harus menggerutu sih?

  • Pertanyaan ini layak ditanyakan pada diri kita, pada anda dan saya. Mengapa harus ada gerutuan, keluhan, ketidakpuasan, kemarahan dalam diri setiap orang? Jawabannya gampang... Karena kita cenderung menginginkan sesuatu terjadi sesuai kehendak kita. Kita ingin perjalanan lancar, aman, nyaman, bebas macet. Kita ingin perekonomian bagus, harga-harga kebutuhan pokok murah dan terjangkau. Tetangga semuanya baik hati dan tidak sombong trus rajin kirim masakan lagi.. (hahaha.. ngarep).
  • Tapi kenyataan kadang tak seindah harapan. Itu sebabnya kita menggerutu, ya... ungkapan kekecewaan pada apa yang terjadi. Kok begini sih jadinya, kok gak begitu, kok harus macet sih, kemarin lancar-lancar aja tuh?
  • Menggerutu yaitu pekerjaan paling sia-sia sedunia. Karena digerutuin toh tetap kejadian. Menggerutu lantaran jalan macet, tak akan menciptakan kemacetan berhenti. Kesal lantaran dompet dicopet, tak akan menciptakan dompet kembali. Marah lantaran ban motor kempes di tengah jalan tak akan menciptakan ban motor kembali normal. Makara menggerutu tak akan mengubah apapun ! Cuma bikin stres, bikin suasana hati dan mood kita jadi jelek, bikin perasaan kita gak enak, yang rugi yaitu kita sendiri. Sudah ditimpa kemalangan, suasana hati kita juga gak enak, kan rugi dua kali?

Lalu apa kaitannya dengan rezeki?

  • Kita sudah setuju bahwa Allah yang menyediakan rezeki buat kita dan kita tinggal menjemputnya. Kalo rezeki itu milik kita niscaya akan tiba dan hingga ke tangan kita dengan sukses. Gak akan nyantol di rumah tetangga, gak akan nyasar di kampung sebelah, gak akan mampir di daerah orang lain. Rezeki itu domain Allah, artinya hak prerogatifNya, jumlah rezeki, ukurannya, dikasinya di mana, bagaimana nyampainya ke kita itu misteri. Ada yang sanggup memastikan rezekinya satu bulan ke depan, jumlah persisnya berapa, bentuknya gimana dan sumbernya darimana? Pada gak tau kan? 
  • Meski anda ini PNS, yang gajinya tetap setiap bulan tetap belum sanggup memprediksi jumlah rezekinya setiap bulan. Karena honor hanya sebagian kecil dari rezeki yang dianugerahkan Allah pada seorang PNS. Anda seorang wirausahawan, meski sanggup melaksanakan hitung-hitungan secara matematis berapa laba yang akan didapatkan dalam sebulan, tapi tetap tak sanggup memprediksikan dengan niscaya jumlah rezekinya bulan depan, lantaran laba hanya sebagian kecil dari rezeki yang diberi Allah pada seorang wirausahawan. Rezeki tak sanggup diprediksi dan dihitung dengan rumus matematika.
  • Menggerutu yaitu tidak mendapatkan kejadian di sekitarnya dengan ikhlas. Macet, digerutuin. Telat, dikesalin. Dicopet, dikeluhin. Ban kempes, disumpahin. Semua kejadian yang menurutnya tidak sesuai keinginannya atau dianggap merugikannya digerutuin. Lalu..kalo digerutui masalahnya selesai? Gak kan?
  • Rezeki mandek, digerutuin. Rezeki sedikit ditangisin. Rezeki tetangga lebih banyak disirikin. Susasana hati gak pernah ada enaknya, gak pernah ada syukurnya. Karena yang dilihat keadaan yang serba negatif, diterima dengan negatif dan bereaksi secara negatif. Bukannya fokus menghitung nikmat dan rezeki yang dipunyainya menyerupai tubuh yang sehat, keluarga yang harmonis, rumah yang nyaman, kendaraan yang tersedia siap mengantar kemana saja, tapi malah sibuk mengeluhkan dan menggerutukan nikmat/rezeki yang tidak dimilikinya. Kok rezeki ku kurang sih, gak kayak si B, perasaan usahaku lebih maju deh, prestasiku lebih manis deh. Wah.. ini sanggup menjurus jadi kufur nikmat nih, tidak mensyukuri rezeki yang diterimanya, seperti protes sama Allah, kok tega-teganya Allah ngasi cuma secuil perasaan saya udah ibadah siang malam? 
  • Wah mental begini namanya mental buruh, mental pamrih. Dia lupa bahwa kita yang butuh Allah, kita yang butuh ibadah buat nenangin diri kita, kita yang butuh kasih sayang Allah, biar hidup kita senantiasa dibimbingNya. 

Allah bilang akan menambah nikmat kita.


  • Syaratnya cuma satu.... BERSYUKUR.
  • Kalo menggerutu bersyukur gak? Nggak kan? Makanya jangan ngarep rezekinya ditambah....!!!
  • Paham...???
Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu.

Sekianlah artikel Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rezeki Menjauh Bila Kebanyakan Menggerutu. dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/rezeki-menjauh-bila-kebanyakan.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel