Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik

Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel cerita, Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik
link : Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik

Baca juga


Related

Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik

Pak polisi dan pengendara yang bandel..

  • Seorang petugas polisi yang sementara bertugas di jalan raya menghentikan seorang bapak yang mengendarai motor tanpa memakai helm. Berikut petikan percakapan antara polisi dan pengendara motor yang menggelitik hati.
  • Polisi : "Permisi pak, surat-suratnya?"
  • Pengendara : "tidak punya pak."
  • Polisi : Anda tahu apa kesalahan anda? Pertama anda berkendara tanpa dilengkapi surat-surat kendaraan, ibarat SIM dan STNK. Kemudian bapak berkendara tanpa memakai helm. Mohon maaf saya harus menilang bapak"

  • Pengendara : "Tunggu dulu ! Saya keberatan kalau ditilang. Mengapa saya harus punya surat kendaraan? Yang penting saya dapat mengendarai motor dengan baik. Trus mengapa harus pake helm, di zaman Rasulullah ia juga gak pake helm?"
  • Polisi : (sambil menutup buku tilangnya, wajahnya menatap serius pengendara motor yang ngeyel itu). "Karena saya tahu bapak muslim, saya ingin bertanya. Jika ada yang mencurigai keislaman anda apakah anda marah?"
  • Pengendara : "Oh tentu saja. Saya Muslim sejati, semenjak lahir sudah muslim, kakek moyang saya semua muslim. Kaprikornus kalau ada yang mempertanyakan keislaman saya dapat saya gampar."
  • Polisi : "Apa bukti yang anda tunjukkan buat meyakinkan orang lain kalau anda Muslim?"
  • Pengendara : "KTP, di situ tertulis kalau agama saya Islam. Kemudian saya ke mesjid bukan ke gereja atau daerah agama lain. Saya shalat, puasa, haji.." (katanya dengan sengit).
  • Polisi : " Sebagai muslim saja anda punya identitas, begitu juga dengan kendaraan anda. STNK itulah identitas kendaraan yang dapat meyakinkan petugas. Kemudian untuk masuk nirwana niscaya anda syarat-syaratnya, kan?"
  • Pengendara : " Ya iya dong, amal baiknya harus lebih banyak dari amal buruknya."
  • Polisi :" Kaprikornus untuk masuk nirwana saja ada syarat-syaratnya, berkendara juga begitu pak. Jangan asal dapat menjalankan motor sudah dikatakan layak berkendara. Nanti anda dikatakan layak berkendara kalau anda mematuhi persyaratan berkendara yang baik, yaitu punya surat kendaraan yang lengkap STNK, SIM, perlengkapan kendaraan berfungsi dengan baik dan memakai helm sebagai pelindung kepala. Kira-kira mengapa harus dibuatkan persyaratan ibarat itu? Agar semua pengendara di jalan selamat datang di daerah tujuan. Tempat tujuan final kita semua ini yaitu kampung akhirat, biar selamat di sana dan masuk ke dalam surgaNya harus memenuhi syarat-syaratnya bukan?"
  • Pengendara : " Kan gak ada hubungannya?"
  • Polisi : " Ada pak, kalau anda tidak memperhatikan keselamatan berkendara dan alhasil kecelakaan dan meninggal, kira-kira bagaimana nasib keluarga yang anda tinggal? Bagaimana dengan nafkah keluarga anda? Allah sudah meletakkan rezeki mereka di tangan anda? Jika pencari rezekinya tak hati-hati, bagaimana dengan mereka? Jika anda berkendara tak hati-hati selain dapat mencelakakan nyawa anda juga dapat mencelakai orang lain, yang juga mungkin kebetulan pencari nafkah utama dalam keluarganya? Lagipula kalau di zaman Rasulullah sudah ada motor apakah anda yakin bahwa ia tidak akan memakai helm? Allah Maha Sayang dan Melindungi hambaNya? Tapi bukankah insan harus berusaha melindungi dirinya dari ancaman juga? Helm yaitu salah satu perangkat untuk melindungi kepala dari benturan. Dengan begitu anda dapat terlindungi, keluarga anda terlindungi, orang lain dan keluarganya juga terlindungi rezekinya."
  • Pengendara : " mmm...." (tidak tahu harus berkata apa).
  • Polisi : " Itulah kesalahan kita pada umumnya, kita menentukan sesuatu yang kita suka saja. Aturan yang tak kita sukai kita tinggalkan dengan bermacam-macam alasan, kalo perlu agama dibawa-bawa. Padahal identitas kita sebagai Muslim bukan dari KTP atau hal-hal yang sifatnya ritual, tapi lewat ahlak. Ritual ibarat shalat, puasa, haji yaitu kewajiban yang harus kita laksanakan. Tapi yang paling penting bukan ibadah yang tampak secara fisik tapi pengaruh ibadah ritual itu bagi kehidupan kita. Apakah betul kita berahlak ibarat halnya seorang Muslim? Apakah kita mengaku Muslim tapi masih makan rezeki haram? Kita lebih besar hati dengan identitas fisik tapi ahlak kita jauh dari seorang Muslim.."
Pak polisi yang bijaksana...

Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik

Sekianlah artikel Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cerita Rezeki Dan Helm Yang Menggelitik dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/04/cerita-rezeki-dan-helm-yang-menggelitik.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel