Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !

Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya ! - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel penghalang, Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !
link : Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !

Baca juga


Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !

Apa itu siklus?

  • Siklus ialah perputaran, pengulangan yang berkaitan dengan masa dan waktu. Siklus menit ialah 60 detik, siklus jam ialah 60 menit, sementara siklus hari ialah 24 jam. Begitu seterusnya. 
  • Kehidupan ini ialah siklus yang terus berputar. Sebelumnya kita tak ada, diciptakan, kemudian hidup dalam perut ibu, lahir, hidup, kemudian mati alias kembali tak ada. Itulah siklus kehidupan yang terus berputar. Kita tak sanggup menahannya, sebab Sunnatullah sudah demikian. 
  • Bumi pun berputar mengitari matahari bersama dengan planet-planet lainnya, demi keseimbangan alam semesta. Jika salah satu planet saja berhenti berputar makaakan menyebabkan kekacauan dan kehancuran di jagat raya.

 pengulangan yang berkaitan dengan masa dan waktu Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-kali Menahannya !

Rezeki juga ialah sebuah siklus

  • Rezeki itu menyerupai siklus, rantai yang berputar terus menerus. Menahannya berarti menahan putaran, merusaknya dan sanggup menciptakan kekacauan. 
  • Rezeki berasal dari Allah dan diberikan kepada seorang hamba. Hamba melaksanakan upaya untuk menjemput dan menemukan rezeki Allah. Setelah menemukannya maka rezeki itu ialah milik hambaNya. Jika hamba hanya menyimpan rezeki itu untuk dirinya sendiri maka tidak terjadi perputaran di sini. 
  • Rezeki hanya sanggup memberi manfaat jikalau kembali mengikuti putaran (siklusnya).
  • Jika semua orang menyimpan rezeki untuk dirinya sendiri, akan timbul kehancuran dalam masyarakat. Orang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin. Keserakahan merajalela. Yang berlaku ialah aturan rimba, siapa yang kuat, banyak uang, maka itulah yang berkuasa. 

Rezeki harus diputar

  • Bagaimana caranya memutar rezeki? Tentu saja dengan tidak menyimpannya. Memutarnya sanggup dilakukan dengan 2 hal : (1) membagikannya lewat zakat, infaq, sedekah, sumbangan, donasi, (2) memutarnya dalam perjuangan / bisnis yang memberi manfaat bagi banyak orang.
  • Membagikan rezeki kembali kepada masyarakat melalui acara sosial, baik pribadi maupun tidak pribadi akan memberi manfaat dan memberdayakan mereka.
  • Memutar rezeki kembali dalam bisnis yang bermanfaat sanggup membuka lapangan kerja, menghasilkan produk dan jasa yang diharapkan masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian negara.
  • Apa yang dicontohkan oleh Rasulullah? Beliau tidak menyimpan harta yang banyak meskipun sebagai khalifah sanggup saja dia menumpuk kekayaan dan bermewah-mewahan. Tapi lebih seringnya dia menggantungkan kerikil ke perutnya untuk menahan lapar. Yang dipikirkan Baginda Nabi ialah membantu umatnya yang kesusahan, kalau perlu menyuapi mereka. (seperti pernah diriwayatkan bagaimana dia dengan telaten dan sabar menyuapi pengemis Yahudi buta di pasar, padahal pengemis tersebut selalu mencela dan menghinanya, tanpa tahu bahwa orang yang memberinya makanan ialah orang yang selalu dicelanya tersebut).
  • Rasulullah juga berdagang, berbisnis dan berusaha. Memutar rezeki Allah semoga sanggup memberi manfaat bagi banyak orang.

Kesimpulan

  • Pernah memperhatikan selokan yang tersumbat? Rezeki itu kolam aliran, dari yang Maha Kuasa di alirkan ke kita, untuk dialirkan kembali kepada masyarakat  dan alirannya nanti akan kembali ke kita, baik berupa harta benda, kesehatan, maupun ganjaran pahala dariNya. Jika kita menahan rezeki di tangan kita itu sama saja kita menghentikan pedoman airnya. Air menjadi tersumbat, meluap dan menyebabkan bencana. Kalau airnya tidak meluap tapi menjadi tergenang, penuh dengan sampah dan kotoran, menyebabkan amis basi dan menjadi sarang nyamuk, mirip selokan yang tersumbat, tergenang dan tak mengalir. Rezeki yang tertahan akan menjadi bumerang bagi kita, entah dalam bentuk kesusahan, kesialan, penyakit maupun ketidak tentraman dalam hidup (seperti selokan yang tergenang itu)
  • Tidak ada yang salah dengan menyimpan uang di bank. Tapi siapa yang menerima keuntungannya? Bank komersial akan memutar uang kita untuk membiayai proyek-proyek yang kita tak tahu niscaya apa itu. Bisa saja diberikan pada pengusaha badung untuk membiayai bisnis haramnya. Jika ingin menyimpan uang pilihannya sanggup ke bank syariah. Pilihlah bank syariah yang terpercaya.
  • Apalagi jikalau menyimpannya di bawah bantal? Siapa yang sanggup keuntungannya? Tidak aman, sanggup saja hilang atau dicuri. Begitu juga jikalau menyimpannya dalam bentuk perhiasan. Belum tentu sanggup digunakan semua kan? niscaya disimpan di rumah atau di bank. Menyimpan rezeki dalam bentuk harta benda yang banyak juga merepotkan. Harta yang banyak menjaga dan merawatnya susah. Kalau tidak dijaga sanggup hilang diambil orang, kalau tidak dirawat sanggup rusak dan tidak sanggup dipakai, sayang sudah dibeli mahal-mahal. Pusing kan?
  • Kalau rezeki itu disedekahkan akan kembali berlipat ganda pada kita. Bukankah sedekah itu penderas rezeki? Kalau diputar dalam bisnis akan memperlihatkan laba yang bertambah-tambah dan memberi manfaat bagi banyak orang.
  • Boleh menyimpan uang di bank syariah tapi jangan banyak-banyak, 20 % saja dari harta, untuk jaga-jaga kalau dalam keadaan genting. Sisanya sedekahkan atau putar dalam bisnis. 
  • Rezeki itu berputar layaknya siklus. Menahannya berarti merusak putaran. Membaginya berarti menyempurnakan putaran. Sebagaimana milik anda mengalir pada orang lain, milik orang lain pun mengalir pada anda.
Jangan menyimpan rezeki untuk diri sendiri ya?
Kebanyakan harta yang tak bermanfaat, nanti akan ditanya di hari akhirat..lho. Yang bermanfaat saja ditanya apalagi yang tidak memberi manfaat.
Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya !

Sekianlah artikel Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya ! kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rezeki Harus Berputar, Jangan Sekali-Kali Menahannya ! dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/08/rezeki-harus-berputar-jangan-sekali.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel