Kapan Rezeki Menjadi Masalah?

Kapan Rezeki Menjadi Masalah? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kapan Rezeki Menjadi Masalah?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Kapan Rezeki Menjadi Masalah?
link : Kapan Rezeki Menjadi Masalah?

Baca juga


Kapan Rezeki Menjadi Masalah?

Rezeki yang diusahakan sanggup bikin susah?

  • Mungkin anda bertanya-tanya masa' rezeki bikin susah, bagaimana mungkin rezeki sanggup menjadi masalah? Bukankah tiap hari kita bersusah payah mencari rezekinya, masa' begitu dapat, bikin masalah? Kenyataannya ada rezeki yang bikin kita susah dan menjadi problem bagi keseharian kita. Apa saja itu?

Kapan rezeki menjadi masalah?

(1) Apabila rezeki membawa kita kepada kondisi kufur nikmat.
  • Rezeki yang banyak harusnya disyukuri, bukannya menciptakan kita jadi bangga, sombong, angkuh. Berjalan dengan kepala tegak di atas bumi Allah. Rezeki yang diberi yakni hak prerogatif Allah diberikan pada kita untuk memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi diri, keluarga dan orang lain. Seharusnya menciptakan kita jadi hamba yang lebih baik, bukannya malah jadi kufur nikmat. Lebih jelasnya bacalah ciri-ciri orang yang kufur nikmat). Artikel jangan sekali-kali mengkufuri rezeki sanggup menjawab pertanyaan mengapa kita harus bersyukur atas rezeki?
  • Orang yang kufur nikmat itu berbahaya, alasannya yakni ia selalu merasa kurang dan ingin yang lenih banyak lagi. Jika diusahakan dengan jalan halal mungkin bahayanya tidak begitu besar. Tapi kalau diusahakan dengan jalan yang salah, percayalah tanggapan Allah sangatlah pedih. Di alam abadi beliau akan dimintai pertanggung jawaban atas semua harta dan rezekinya yang melimpah itu.

(2) Rezeki membawa kita yang tadinya saleh jadi salah
  • Rezeki mengubah kualitas kita sebagai hamba yang saleh, yang taat pada Tuhannya di dikala susah menjadi orang yang salah dan rajin berbuat dosa dan maksiat dikala Allah memberi kelapangan rezeki padanya. Orang mirip ini inilah yang disebut oportunis. Hanya mengangkat tangannya berdoa dikala butuh Allah. Begitu keinginannya terkabul, beliau kemudian lupa dan berbuat seenaknya. Setan membisikkan hal-hal yang terlihat baik di matanya. 
  • Rezeki yang banyak membuatnya gampang melaksanakan maksiat. Saat susah dan tidak punya uang beliau tidak sanggup membeli minuman keras atau membayar pekerja seks komersial untuk melayani hasrat seksualnya. Begitu uang telah dimilikinya mulailah beliau mengerjakan hal-hal salah, berupa dosa dan maksiat tanpa aib apalagi takut pada Allah. Dia lupa bahwa Allah sanggup saja mengambil apa yang telah diberikannya itu.

(3) Rezeki merubah kita dari alim menjadi lalim
  • Banyak atau sedikitnya rezeki harusnya tidak merubah kita sebagai manusia, alasannya yakni ukurannya di mata Allah tetap sama, yaitu amal salehnya. Kalaupun rezeki yang banyak harus merubah kita, harusnya merubah ke arah yang lebih baik. Sebelumnya kita hanya sanggup bersedekah seadanya di celengan mesjid, kini sanggup membangun mesjidnya. Dulu hanya sanggup menyumbang 2 hingga 3 eksemplar Al Alquran di TPA kini malah sanggup mendirikan TPA atau rumah tahfidz.
  • Tapi kalau rezeki yang banyak itu menciptakan kita lalim dan semena-mena pada orang miskin, melupakan anak yatim, menjadi durhaka pada Allah itulah seburuk-buruknya rezeki yang kita terima. Jumlahnya memang banyak, tapi keberkahannya tidak ada. (baca : apakah rezeki yang berkah itu?)

(4) Rezeki menyebabkan kita berkurang iman.
  • Rezeki menjadi problem dikala rezeki menciptakan kualitas keimanan kita menurun. Tadinya rajin dhuha dan tahajud kini tidak lagi alasannya yakni terlalu sibuk mengurusi harta benda dan rezeki yang diberikan Allah. Tadinya sempat berjamaah di mesjid kini tidak lagi alasannya yakni begitu banyaknya rapat dan meeting dengan klien yang harus dihadirinya, Tadi masih sempat shalat sempurna waktu kini tak sanggup lagi alasannya yakni waktunya habis menghitung-hitung nikmat Allah.

(5) Rezeki menyebabkan kita jauh dari Allah
  • Rezeki yang tadinya kita minta dalam doa dan sujud disertai cucuran airmata. Begitu diberi kita seolah mengalami euforia, keriangan dan kegembiraan layaknya Orang Kaya Baru. Kita menikmati begitu banyak fasilitas. Dengan kekayaan yang kita miliki kita jadi gampang bergaul dengan kalangan atas mirip pejabat, artis, anggota dewan. Mulailah kita menikmati indahnya dunia yang dulu seolah tak terjamah. Kita lupakan Allah dan sajadah di sudut-sudut rumah. Kita lebih banyak main smartphone ketimbang membuka firman Allah dalam kitabnya. Kita sanggup begadang menonton pertandingan bola klub favorit tapi tak sanggup berdiri dikala Allah mengunjungi di sepertiga malam. Kita sanggup makan di restoran bintang lima tanpa pernah memperdulikan tetangga yang kelaparan. Kita menahan-nahan harta untuk diri sendiri seperti takut infaknya yang sedikit akan mengurangi jumlah rezekinya.  
Itulah pembaca... Hati-hati dengan rezeki anda. Dia ibaratnya koin bermata dua. Ibarat sebilah mata pedang. Bisa berkhasiat dan sanggup mencabut nyawa, tergantung pada eksekutornya. Siapkah kita menyebabkan rezeki itu rahmat dengan menyebabkan diri kita lebih baik? 

Wallahu alam


Demikianlah Artikel Kapan Rezeki Menjadi Masalah?

Sekianlah artikel Kapan Rezeki Menjadi Masalah? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Kapan Rezeki Menjadi Masalah? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/08/kapan-rezeki-menjadi-masalah.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel