Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?

Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?
link : Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?

Baca juga


Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?

Menuntut ilmu itu hukumnya wajib.

Hal ini dialami oleh seorang saleh berjulukan Hatim Al Asham Renungan Rezeki, 33 Tahun Belajar Cuma Dapat 8 Hal Ini?

  • Hal ini dialami oleh seorang saleh berjulukan Hatim Al Asham, murid Imam Syaqiq Al Balkhi. Saat Sang Guru bertanya apa yang telah dipelajarinya selama 33 tahun bersamanya, Hatim menjawab hanya 8 hal. Tak pelak hal itu menciptakan Sang Guru terperanjat sambil berkata, "Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, kuhabiskan umurku untuk mendidikmu tapi hanya sedikit yang sanggup kau pelajari?" Betapa sedikit ilmu yang diperolehnya jikalau dibanding dengan lamanya belajar. Sang Guru tak paham apakah beliau yang tak becus mengajar, ataukah muridnya yang terlalu bodoh.
  • Akhirnya Imam Al Syaqiq ingin tau juga ilmu apakah yang 8 itu. Akhirnya dengan hening Hatim menjelaskan kalau selama waktu 33 tahun berguru ia hanya sanggup mendapat 8 hal ini :

(1) menjadikan amal ibadah sebagai kekasih
  • Kata Hatim, "kulihat semua insan mempunyai seorang kekasih yang disayanginya. Ketika ia wafat kekasihnya turut mengantarkannya ke kuburan. Sesudah itu meninggalkannya sendirian di sana menghadapi pengadilan Allah."
  • Guru mengajarkan pada saya bahwa amal ibadah yang kita lakukan di dunia akan menemani kita hingga di kuburan menghadapi pengadilan Allah. Karena itu saya lebih menentukan amal ibadah untuk menjadi kekasihku, alasannya ia akan terus menemaniku bahkan dalam kubur yang gelap.

(2) berjuang biar nafsu tunduk pada Allah SWT
  • Firman Allah, " Dan adapun orang-orang yang takut pada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari cita-cita hawa nafsunya, maka surgalah kawasan tinggalnya" (Q.S. An Naazi'at (49) : 40-41).
  • Aku sadar kalau firman  Allah itu pastilah benar. Makanya saya berusaha menundukkan hawa nafsuku biar tunduk pada Allah SWT.


(3) selalu menyedekahkan harta di jalan Allah.
  • Kata Hatim, "kulihat insan begitu mengasihi harta benda dan menyimpan harta itu sedemikian rupa. Kemudian saya renungkan firman Allah SWT, " Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal." (Q.S. An Nahl (16): 96).
  • Maka setiap kali saya mempunyai harta yang berharga saya menyedekahkannya di jalan Allah SWT, biar hartaku senantiasa terjaga di sisiNya.

(4) bersedekah untuk taqwa
  • Kata Hatim, "aku melihat setiap insan mengejar harta, kedudukan, kehormatan dan kemuliaan. Namun setalh saya mempelajarinya ternyata semua itu tidak ada apa-apanya ketika saya membaca firman Allah SWT, " sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah mereka yang paling taqwa pada Allah diantara kau sekalian" (Q.S.Al Hujurat (49) : 13).
  • Karena itu saya berusaha biar mempunyai kedudukan yang mulia di sisi Allah SWT dengan banyak bersedekah untuk mewujudkan taqwa padaNya.
(5) meninggalkan sifat iri dan permusuhan
  • Kata Hatim, "Aku melihat insan saling mencela dan melaknat alasannya adanya perasaan hasad (iri) yang mengakibatkan kebencian dan permusuhan terhadap sesama. Lalu saya mempelajari firman Allah, "Kami telah membagikan untuk penghidupan mereka di dunia." (Q.S.Az Zukhruf (43) : 32)
  • Aku sadar bahwa semuanya telah dibagi oleh Allah SWT di dunia ini dan Dialah Pembagi yang Paling Adil, maka saya tinggalkan sifat hasad, kujauhi insan dan permusuhan dengan sesama.
(6) menjadikan setan sebagai satu-satunya musuh
  • Kata Hatim, "kulihat insan saling bunuh-bunuhan dan menganiaya satu sama lain. Padahal Allah berfirman, "Sesungguhnya setan itu ialah musuh yang kasatmata bagimu."
  • Karena itu kutinggalkan permusuhan dengan sesama insan dan kujadikan setan sebagai satu-satunya musuhku. Aku berusaha dan berjuang melawan setan yang tak terlihat tapi selalu membisikkan dan mengarahkanku biar membangkang Allah SWT. Bukankah Dia sendiri telah menjadikan setan sebagai musuhku?
(7) tak merisaukan rezeki yang sudah dijamin
  • Kata Hatim, "Aku melihat banyak orang yang rela menghinakan diri dengan melaksanakan maksiat dan dosa demi sepotong roti (harta). Lalu kuperhatikan wahyu Allah, " dan tiada satupun hewan melata di bumi ini, melainkan Allah SWT sudah menanggung rezekinya" (Q.S.Hud (11) : 6)
  • Aku sadar bahwa diri ini hanyalah salah satu diantara yang melata itu dan jadinya saya percaya Allah SWT telah menjamin rezekiku. Sehingga kusibukkan diriku untuk menunaikan kewajibanku pada Allah SWT, memperbanyak amal ibadah menyerupai tujuan penciptaanku dan tak pernah merisaukan segala sesuatu yang telah dijamin Allah SWT untukku.
(8) Bertawakkal biar Allah mencukupkanku
  • Kata Hatim, " Kulihat semua orang bergantung pada mahluk Allah SWT. Ada yang bergantung pada sawah ladangnya, pada perniagaannya, pekerjaannya, kesehatan jasmaninya, bahkan bergantung pada sesama insan (penguasa). Akupun kembali merenungi apa kata Allah, " Dan barangsiapa yang bertawakkal pada Allah, maka Allah akan mencukupkan segala keperluannya." (Q.S.At Thalaq (65) : 3).
  • Karenanya akupun berusaha dan bertawakkal kepada Allah SWT yang Maha Perkasa dan Maha Agung biar Allah mencukupkan segala keperluanku.


KESIMPULAN

  • Setelah mendengarkan apa yang dikatakan muridnya berkatalah Sang Guru, " Wahai Hatim semoga Allah SWT memberimu taufik. Aku telah mempelajari Zabur, Taurat, Alkitab dan Al Quran. Aku mempelajari bahwa semua kebaikan dan aliran agama berkisar pada 8 hal yang telah engkau sampaikan. Barangsiapa mengamalkan ke 8 hal tersebut maka ia telah mengamalkan isi dari 4 kitab suci.
  • Bagaimana dengan anda? Berapa lamakah menuntut ilmu agama? Dan apa yang telah didapatkan?
  • Semoga Allah memberi kita taufik dan hidayah biar sanggup mengamalkan apa yang kita dengar. "Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, maka baginya ada pahala yang sama dengan orang yang megikutinya dan tidak dikurangi sedikitpun juga dari pahala-pahala mereka. (H.R. Muslim). Terutama untuk saya sendiri, sanggup mengamalkan apa yang telah saya tulis di blog lancarrezeki.blogspot.com ini. Amin...
  • Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini?

Sekianlah artikel Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Renungan Rezeki, 33 Tahun Berguru Cuma Sanggup 8 Hal Ini? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/07/renungan-rezeki-33-tahun-berguru-cuma.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel