Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah

Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Amalan, Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah
link : Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah

Baca juga


Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah

Bocah budiman

Kisah ini saya ceritakan kembali dari sebuah media umum untuk jadi renungan bersama Belajar Berbagi Rezeki dari Seorang Bocah

  • Kisah ini saya ceritakan kembali dari sebuah media umum untuk jadi renungan bersama.
  • Setelah jumatan seorang lelaki duduk istirahat di sebuah teras mesjid kompleks sekolahan. Jamaah yang tadi khusyuk melaksanakan shalat jumat sudah bubar kembali pada kesibukannya masing-masing.
  • Seorang nenek bau tanah bertampang letih menyampaikan dagangannya, makanan ringan manis tradisional yang dijual seharga 5 ribu rupiah per plastik. Sebenarnya lelaki itu tak berniat membeli tapi lantaran kasihan jadinya ia beli juga seplastik. Sang nenek mengangsurkan makanan ringan manis tersebut pada lelaki itu. Setelah itu ia beringsut menjauh dan beristirahat di daerah yang teduh. Lelaki itu memandangi wajah sang nenek dari kejauhan yang nampak bau tanah dan letih. Dagangannya terlihat masih banyak yang belum terjual. 
  • Tiba-tiba seorang bocah lelaki mungkin berumur 7 tahun berpakaian seragam SD mendekati sang nenek. Dia memesan 10 bungkus makanan ringan manis sang nenek dan mengangsurkan selembar uang 50 an ribu. Sang bocah meminta biar nenek itu menyimpan saja kuenya untuk dijual lagi dan uangnya untuk si nenek saja.
  • Tak terbayangkan betapa terharunya perasaan si nenek dan mengucap terima kasih pada si bocah dan menyampaikan bahwa uang tersebut akan digunakan untuk membeli obat cucunya yang sedang sakit.
  • Si lelaki memperhatikan adegan tersebut dengan seksama. Kemudian dipanggilnya bocah budiman itu. Dia memperkenalkan dirinya sebagai Radit, murid kelas 2 SD. Si lelaki ingin tau dan bertanya apakah uang jajannya sebesar 50 ribu setiap hari? Si bocah menggeleng dan berkata kalau uang jajannya hanya 10 ribu per hari. Dia tidak pernah jajan lantaran membawa bekal dari rumah. Uang jajannya disimpan biar setiap jumat ia bisa bederma sebesar 50 ribu rupiah. Sedekah itu diniatkan untuk ibunya yang telah berpulang.
  • Si lelaki begitu takjub dengan apa yang dilakukan oleh bocah kecil itu. Akhirnya ia mengeluarkan selembar 50 ribuan untuk mengganti uangnya, tapi dengan halus dan tetap sopan si bocah menolak pinjaman lelaki itu. Alasannya ia masih kecil dan tak punya tanggungan apa-apa, tidak menyerupai si lelaki yang sudah cukup umur dan niscaya punya tanggungan keluarga. Kemudian si bocah pamit ingin kembali ke kelas lantaran waktu istirahat telah berakhir.
  • Si lelaki merasa tertohok batinnya dan merasa aib lantaran bocah kecil itu telah memberinya pelajaran berharga, berguru menyebarkan rezeki. 
  • Dengan ekor matanya ia melihat si nenek pedagang makanan ringan manis masuk ke dalam apotik yang berada tidak jauh dari situ. Dia membeli obat untuk cucunya dan si lelaki mengikutinya dan mendekat ke kasir apotik menanyakan berapa jumlah yang harus dibayar si nenek. Ternyata jumlahnya 44 ribu. Diangsurkannya selembar uang 50 ribuan yang ditolak oleh si bocah tadi dan berpesan biar sisanya diberikan pada si nenek. Kemudian ia segera berlalu menuju kesibukan yang telah menantinya.
  • Tampak si nenek memandanginya dengan wajah berkaca-kaca menahan tangis haru.


Apa yang bisa dipelajari dari kisah di atas?

1. Allah bisa memberi kita pelajaran lewat apapun.
  • Allah selalu memberi kita petunjuk atas aneka macam hal di dunia ini. Petunjuk itu bisa dilihat melalui tingkah laris ciptaanNya. Termasuk mengirim seorang bocah untuk mengajarkan perihal pentingnya menyebarkan rezeki dan berbakti pada orang tua. Bocah itu tahu bahwa rezeki uang jajan yang diberi Allah padanya akan jauh lebih bermanfaat jikalau disedekahkan biar bisa menambah tabungan amal ibundanya di alam kubur sana.
2. Tak perlu menunggu kaya / banyak rezeki untuk bersedekah.
  • Banyak yang menunggu punya uang banyak/rezeki melimpah dan kaya raya gres ingin berbagi. Tapi Allah memperlihatkan kepada kita bahwa seorang bocah kecil yang tidak punya gaji, yang bahkan uang jajannya masih tergantung pada orangtuanya, begitu tergerak hatinya untuk menabung dan menyedekahkan semua tabungannya itu.
  • Kalau menunggu kaya gres mau menyebarkan rezeki, apakah yakin bahwa Allah akan memberi kita kekayaan? Kalo tidak jadinya kita tak bersedekah?Sungguh rugi mereka yang tak memakai hartanya di jalan Allah. Karena harta itu nanti memberi manfaat jikalau digunakan untuk berbuat kebajikan.
3. Tak perlu menunggu cukup umur untuk paham artinya berbagi.
  • Seorang anak kecil yang kemampuan berpikirnya terbatas ternyata paham bahwa rezeki itu sebaiknya dibagi, jangan dikuasai sendiri. Karena menyebarkan itu bisa dilakukan oleh siapa saja. Membiasakan menyebarkan rezeki semenjak kecil itu membuatnya menjadi terbiasa sesudah besar nanti.
4. Bakti seorang anak yang tak pernah putus untuk ibundanya.
  • Seorang bocah yang ditinggal pergi ibundanya semenjak kecil tidak membuatnya merasa sedih. Malah ia terus mendoakan dan berbuat baik untuk ibundanya, termasuk lewat sedekah.
  • Karena ia paham bahwa sudah tak bisa lagi memperlihatkan baktinya di hadapan ibu dikarenakan telah dipanggil oleh Allah. Karena itu baktinya ditunjukkan lewat amal saleh yang diperuntukkan untuk ibundanya. Itulah anak saleh.
5. Rezeki itu jauh lebih membahagiakan jikalau dibagi.
  • Bocah itupun dalam umur semuda itu begitu mencicipi nikmatnya dan bahagianya menyebarkan rezeki dengan mereka yang butuh. Itu sebabnya ia terus melakukannya berulang-ulang. Dia menentukan menyedekahkan semua uang jajannya demi mendapat kebahagiaan berbagi.
6. Rezeki seseorang bisa tiba lewat tangan siapa saja. 
  • Bahkan lewat seorang bocah dan lelaki yang tak dikenal. Jika sesuatu memang menjadi rezeki kita, maka kita akan mendapatkannya bagaimanapun caranya. Baik pribadi diberi ke tangan kita atau lewat perantaraan orang lain. Begitu juga sebaliknya jikalau bukan rezeki maka akan pergi meninggalkan kita bagaimanapun caranya. Entah diambil orang atau hilang.
Wallahu alam..


Demikianlah Artikel Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah

Sekianlah artikel Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Belajar Menyebarkan Rezeki Dari Seorang Bocah dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2016/06/belajar-menyebarkan-rezeki-dari-seorang.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel