Berebut Merawat Ibu
Monday, June 8, 2009
Edit
Berebut Merawat Ibu - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Berebut Merawat Ibu, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Berebut Merawat Ibu
link : Berebut Merawat Ibu
Anda sekarang membaca artikel Berebut Merawat Ibu dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/06/berebut-merawat-ibu.html
Judul : Berebut Merawat Ibu
link : Berebut Merawat Ibu
Berebut Merawat Ibu
ARTIKEL KE 834
BEDA SAUDI DAN INDONESIA
Kisah konkret yang menyentuh hati kita para anak dan juga mungkin para ibu...
... Kalo di Indonesia ...
anak kandung menuntut ibunya atau ayahnya d ipengadilan hanya alasannya ialah uang/sertifikat tanah, rumah dan bermacam-macam harta benda atau bahan lainnya...
anak kandung menuntut ibunya atau ayahnya d ipengadilan hanya alasannya ialah uang/sertifikat tanah, rumah dan bermacam-macam harta benda atau bahan lainnya...
Kalo perlu membunuh orang renta atau saling membunuh sesama saudara kandung atau saudara sepupu, paman bibi demi warisan yang mungkin luasannya tak seberapa besar..
Tapi kalau di Saudi,
Apakah juga terjadi perseteruan antar saudara?
Ya..tapi objeknya beda..
Setidaknya dalam dongeng ini
Bukan tanah bukan warisan...
Bukan alasannya ialah itu semua !
Dua Orang Kakak Beradik (Di Saudi Arabia) Berseteru Memperebutkan Hak Asuh pemeliharaan terhadap ibunya Hingga ke Pengadilan. Demikian salah satu headline gosip yang aku baca...
Di salah satu pengadilan Kerajaan Saudi Arabia, bangun Hizan al Fuhaidi dengan air mata yang bercucuran hingga membasahi janggutnya...
Kenapa ?
Ia kalah terhadap saudaranya terkait pemeliharaan ibunya yang sudah renta renta dan bahkan hanya menggunakan sebuah cincin timah di jarinya yang telah keriput (artinya ibunya bukanlah seorang yang kaya raya dan banyak harta).
Sebelumnya, dia tinggal dengan Hizan yang selama ini telaten menjaganya,,
Tatkala dia telah semakin tua, datanglah adiknya yg tinggal di kota lain,
Untuk mengambil ibunya biar tinggal bersamanya, dengan alasan, kemudahan kesehatan dll di kota jauh lebih lengkap daripada di desa,,
Namun Hizan menolak dengan alasan, selama ini ia bisa untuk menjaga ibunya dengan baik, meskipun kemudahan sederhana dan seadanya. Ibunya pun tak pernah mengeluhkan kondisi tersebut..
Tapi saudaranya tak bisa terima
Perseteruan ini tidak berhenti hingga di situ, hingga berlanjut ke pengadilan!!
Sidangpun dimulai,, hingga sang hakim pun meminta biar sang ibu dihadirkan di majelis..
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah renta renta yang beratnya sudah tidak hingga 40 Kg!!
Kedua bersaudara ini membopong ibunya yang sudah renta renta yang beratnya sudah tidak hingga 40 Kg!!
Sang Hakim bertanya kepadanya, siapa yang lebih berhak tinggal bersamanya.
Sang ibu memahami pertanyaan sang hakim, ia pun menjawab, sambil menunjuk ke Hizan,
“Ini mata kananku!”
“Ini mata kananku!”
Kemudian menunjuk ke adiknya sambil berkata,
“Ini mata kiriku!!
“Ini mata kiriku!!
Sang Hakim berpikir sejenak kemudian tetapkan hak kepada adik Hizan,
berdasar pertimbangan kemaslahatan bagi si ibu!!
berdasar pertimbangan kemaslahatan bagi si ibu!!
Betapa mulia air mata yang dikucurkan oleh Hizan!!
Air mata penyesalan alasannya ialah tidak bisa memelihara ibunya seterusnya tatkala dia telah menginjak usia lanjut!!
baca : berbakti pada orang renta melipatgandakan keuntungan
baca : berbakti pada orang renta melipatgandakan keuntungan
Dan, betapa terhormat dan agungnya sang ibu diperebutkan oleh anak-anaknya hingga ibarat ini!!
Andaikata kita bisa memahami, bagaimana sang ibu mendidik kedua putranya hingga ia menjadi ratu dan mutiara termahal bagi anak-anaknya!!
Ini ialah pelajaran yang sangat mahal perihal berbakti pada orang tua, di zaman yang sudah bersahabat selesai zaman ini betapa banyak anak yang durhaka.
Bisakah kita ibarat kedua orang bersaudara itu?
Berebut untuk berbuat kebaikan dan berbakti pada orang tua?
Apakah selama ini kita sudah menjadi anak yang berbakti pada mereka?
Apakah selama ini kita juga telah mendidik bawah umur kita dengan benar??
Menjadikan mereka sebagai investasi alam abadi yang tak ternilai?
baca : jika bisa sempatkanlah
Bisakah kita ibarat kedua orang bersaudara itu?
Berebut untuk berbuat kebaikan dan berbakti pada orang tua?
Apakah selama ini kita sudah menjadi anak yang berbakti pada mereka?
Apakah selama ini kita juga telah mendidik bawah umur kita dengan benar??
Menjadikan mereka sebagai investasi alam abadi yang tak ternilai?
baca : jika bisa sempatkanlah
Ya ALLAH, Rabb kami!! Anugerahkan kepada kami keridhaan ibu kami dan berilah kami kekuatan biar selalu bisa berbakti kepadanya!!”_
Aamiiin!!!
Semoga semua pembaca goresan pena ini dosanya diampuni Allah, diangkat derajatnya, dikabulkan segala hajatnya dan bersama pasangan yang sakinah serta bawah umur yang sholeh/sholeha hingga dimasukan nirwana bersama anak cucunya..
*Aamiin ya Rabbal'alamiin* **
baca juga : uang misterius, makin dibelanjakan makin bertambah
Wallahu alam
baca juga : uang misterius, makin dibelanjakan makin bertambah
Wallahu alam
Demikianlah Artikel Berebut Merawat Ibu
Sekianlah artikel Berebut Merawat Ibu kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Berebut Merawat Ibu dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/06/berebut-merawat-ibu.html