Siapakah Yang Paling Buruk?
Thursday, May 28, 2009
Edit
Siapakah Yang Paling Buruk? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Siapakah Yang Paling Buruk?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Siapakah Yang Paling Buruk?
link : Siapakah Yang Paling Buruk?
Anda sekarang membaca artikel Siapakah Yang Paling Buruk? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/siapakah-yang-paling-buruk.html
Judul : Siapakah Yang Paling Buruk?
link : Siapakah Yang Paling Buruk?
Siapakah Yang Paling Buruk?
ARTIKEL KE 845
Yang Buruk Itu Kita !
Cerita ini sesuatu yang paling familiar dan sering ditanyakan oleh orang-orang di sekitar kita.
"Wahai Kiyai, manakah yang lebih baik, Seorang beragama yang ibadahnya banyak, tetapi kelakuannya buruk."
"Ataukah seorang yang tidak beribadah, tapi kelakuannya baik pada sesama...?"
Tanya seorang santri kepada kiyainya.
Contohnya nih ada orang sebut saja Salim, yang setau kita ibadahnya bagus...
Ke mesjidnya rajin, lima waktunya gak pernah absen. Kalo ada pengumpulan dana untuk mesjid dan panti asuhan selalu nyumbang, jumlahnya gak sedikit pula..Hajinya udah lebih dari sekali, jangan tanya soal umroh hampir setiap tahun dia niscaya berangkat. Denger-denger puasa senin kamis dia juga sering lakukan...
Tapi mengapa tiba-tiba dia jadi tersangka suap? Ditangkapnya pun di sebuah kawasan yang jauh dari kesan islami, sebuah kafe langsung dengan beberapa perempuan yang bukan muhrim? Di atas meja ada minuman keras yang tinggal setengah botol dan beberapa linting kertas berisi debu putih yang diduga narkoba. Cerita ini bukan fitnah lantaran konon dia tertangkap berair sedang mendapatkan uang suap dari seseorang dilengkapi dengan foto yang mengatakan lokasi penangkapan...
Gak nyangka aja gitu...
Sekian tahun kita mengenalnya sebagai orang yang saleh..
Sehingga kita sangat maklum jikalau rezekinya bagus dan bisnisnya lancar.
Belum lagi dia dipercaya untuk memegang jabatan penting di pemerintahan.
Rezeki betul-betul mengikuti dimana dia berada.
Hidupnya begitu mudah..
Urusan kalo udah di tangan dia niscaya lancar..
Kita paham lantaran memang dia tampak begitu baik
Sehingga banyak diantara kita menjadikannya teladan...
Ternyata semua itu cuma topeng belaka
Allah mengatakan siapa dirinya sebenarnya...
Jangan-jangan rezekinya itu yakni rezeki haram...???
Di sisi lain...ada orang sebut saja Sultan anaknya sangat baik hati, sopan dan ringan tangan. Tapi meski dia mengaku islam dan dibesarkan dalam keluarga yang taat tak sekalipun kita melihatnya shalat. Jangan kata shalat lima waktu, shalat jumat aja yang merupakan kewajiban bagi setiap muslim pria yang sudah baligh, seminggu sekalipun tak dia lakukan.
Saat waktu Jumatan tiba...dia niscaya kelayapan entah di mana.
Atau malah main hp di rumah..
Selama bulan ramadhan dia gak pernah puasa, enak-enakan ngerokok dan makan siang sementara orang lain sibuk beribadah...
Tapi dia gak pernah nyakitin orang dan juga gak pernah menyulitkan orang lain.
Kucing yang jatuh di selokan pun dia tolong..
Diberi makan dan minum...
Liat tetangga yang mobilnya mogok, niscaya segera dia bantuin dorong..
Rezekinya pun bagus-bagus aja...
Bisnisnya lancar, gampang sanggup klien dan manfaatnya terus meningkat..
Padahal ibadah wajib gak pernah dia lakukan...
Gimana ini...pak Uztaz??
Siapa yang paling baik diantara keduanya, Salim atau Sultan??
Maha Suci ALLAH...
"Keduanya baik...", ujar sang kiyai sambil tersenyum...
"Lho, kok bisa...?" desak sang santri...
"Karena Salim yang tekun beribadah itu boleh jadi akan dibimbing Allah SWT untuk berkelakuan mulia melalui ibadahnya...
Sebagai insan biasa, wajarlah jikalau dia khilaf.
Kejatuhan yakni ujian baginya untuk kembali ke jalan Allah..
Begitulah cara Allah menyentil hamba yang disayangiNYA..
Rezeki yang "diberiNYA" tak hanya berupa keberuntungan dan bahan tapi juga kejatuhan....
Sesungguhnya semua tragedi alam dan kesialan yang kita dapatkan bukan Allah yang memberi tapi kita sendiri yang minta...lewat pilihan-pilihan salah yang kita lakukan. Kita bebas menentukan dan lantaran itu seseorang yang tadinya baik sanggup terjurumus di jalan yang salah lantaran salah menjatuhkan pilihan...
Akhirnya muncullah cerita Salim yang tadinya saleh menjadi Salim yang salah di koran...
Bisa jadi itulah cara Allah mengajari Salim untuk kembali ke jalan yang benar...
Sedangkan Sultan yang baik kelakuannya itu, boleh jadi akan dibimbing Allah SWT melalui rahmat-Nya untuk semakin taat kepadaNYA..."
Sesungguhnya hatinya sudah baik dan dia berpotensi untuk menjadi orang yang saleh hanya saja dia perlu waktu untuk hingga di proses itu.
Bisa jadi kita lihat dia santai-santai saja dan tak pernah ibadah padahal dia sementara mencar ilmu agama rahasia dan sedang memantapkan hati untuk insan paripurna..
Dia keliatan banyak main hape padahal dia lagi searching soal Islam dan serius mempelajarinya...
Rezeki banyak yang didapatkannya itu, mungkin lantaran Allah menginginkan semoga dia sanggup berbuat baik dan bermanfaat bagi banyak orang dengan rezeki itu.
Karena nalurinya dipenuhi kebaikan hati...
Silaturahminya tak pernah terputus..
Bisa jadi itu yang menciptakan rezekinya bagus
"Terus, siapa yang lebih buruk...?" desak sang santri penasaran...
Air mata mengalir di pipi sang kiyai...
"KITA NAK..." ujar ia dengan bunyi tersendat...
"Kitalah yang layak disebut buruk, alasannya gemar menghabiskan waktu untuk menilai orang lain, melupakan diri sendiri..."
Tangis Beliau sambil terisak...
"Kelak di hadapan ALLAH, kita ditanya perihal diri kita, BUKAN perihal orang lain..."
Lalu mengapa kita sibuk menilai orang lain?
Sementara diri kita pun belum tentu lebih baik...
Mengapa kita sibuk menilai rezeki orang lain?
Sementara bukan kita yang memberinya, kita pun tak terlibat dalam perjuangan mencarinya???
Wajar jikalau rezeki kita pun pas-pasan..
Karena bukannya mengusahakannya secara optimal
Tapi waktu kita habis buat menilai rezeki orang lain..
Sibuk membandingkan dengan peroleh rezeki orang lain...
Sibuk mengasihani diri dan lupa bersyukur..
Bukannya sibuk memperbaiki ibadah kita...
Agar sanggup jadi kecintaanNYA, mendapatkan ridhaNYA dan rezekiNYA..
Malah sibuk ngomongin kualitas ibadah orang lain....
Astaghfirullah...
Bagi yang masih suka ghibahin orang...semoga cerita ini sanggup jadi cerminan dan segeralah kembali ke jalan yang benar...
baca juga : rezeki ngacir lantaran kebanyakan prasangka
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Siapakah Yang Paling Buruk?
Sekianlah artikel Siapakah Yang Paling Buruk? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Siapakah Yang Paling Buruk? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/siapakah-yang-paling-buruk.html