Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?

Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?
link : Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?

Baca juga


Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?

REZEKI DARI KERJA DI HOTEL

Bismillah..
Akhirnya sehabis hampir setahun menganggurkan blog ini alasannya kesibukan melanjutkan pendidikan di luar negeri hasilnya saya tergelitik untuk menulis lagi alasannya komen atau pertanyaan dari seorang pembaca mengenai apakah rezeki/gaji alasannya kerja di hotel itu diridhai Allah? Haram atau halalkah rezeki dari hasil kerja di sektor ini?



Dalam konteks soal haram atau halalkah honor yang diterima alasannya kerja di hotel bisa dilihat dari beberapa aspek:

Haram vs Halal?

Hotel ialah bisnis yang menyediakan jasa penginapan dan segala hal yang terkait dengan itu, menyerupai restoran, laundry dan sebagainya, yang mana semua itu secara umum dihalalkan oleh syariat, sehingga bekerja di sektor perhotelan tentu saja halal.
Haramnya suatu pekerjaan, termasuk di perhotelan umumnya alasannya dua hal:
a. Karena pekerjaan tersebut haram, menyerupai pekerja seks komersial, penjudi, bodyguard (tukang pukul yang mengandalkan kekerasan dalam menuntaskan pekerjaan).
b. Objek pekerjaannya atau cara melaksanakannya yang kurang benar menyerupai meminjamkan uang dengan menawarkan bunga yang tinggi, muslim yang jadi tukang masak daging babi atau tukang tuang minuman beralkohol.
Sehingga bila bekerja di perhotelan sebagai penjaja seks komersial maka tidak diragukan lagi keharamannya. Tapi bila terkait dengan objek atau cara pelaksanaannya masih ada kemungkinan untuk memperbaikinya. Misalnya sebagai chef bisa saja menolak bila diminta untuk memasak dan menyajikan daging babi, atau menolak untuk mengantar atau menuangkan minuman keras kepada tamu/customer. Jika tidak bisa menolak, bisa mencari pekerjaan lain yang objek/cara pelaksanaannya sesuai syariat.
Karena kita tidak boleh bekerja di bidang yang mengharuskan kita untuk membantu kemaksiatan, sebagaimana firman Allah :
Tolong menolonglah kau dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah tolong menolong dalam kemaksiatan dan melampaui batas (Q.S. Al Maidah:2)
Disamping itu kita tidak boleh untuk ikutan bergabung dan mensupport aktivitas maksiat dan membiarkan kemaksiatan berlaku di hadapan kita secara terang-terangan. Allah mengingatkan...
Sungguh Allah telah menurunkan peringatan kepadamu di dalam Al Quran, bahwa bila kau mendengar ayat-ayat Allah diperolokkan (oleh orang kafir) maka janganlah kau duduk bersama mereka sehingga mereka membicarakan yang lain. Karena bergotong-royong (kalau kau berbuat demikian) tentu kau serupa dengan mereka. Sesungguhnya Allah akan mengumpulkan semua orang-orang munafik dan orang-orang kafir dalam jahannam (Q.S. An Nisa; 140).
Dari tafsir Al Qurtubi dikemukakan bahwa ayat ini mewajibkan kita menjauhi maksiat, alasannya sesiapa yang tidak menjauhi maksiat padahal dirinya bisa berarti dianggap oke dengan perbuatan mereka. Bagi mereka yang hadir di daerah maksiat dan tidak mengingkarinya maka dosanya sama dengan pelaku maksiat.
Jika kita tahu dengan niscaya bahwa di hotel daerah bekerja terjadi sikap maksiat menyerupai zina, menjual minuman keras, narkoba, daging babi dan sebagainya di mana kita terlibat dalam konteks: menjaganya, mendatanya, menyiapkannya, melayani tamunya dan mendapatkan pembayaran darinya berarti termasuk tolong menolong dalam kemaksiatan sehingga kita pun jadi berdosa karenanya. Sehingga keterlibatan pribadi pada pekerjaan pun ini dianggap para ulama sebagai haram hukumnya. Tapi bila yang bersangkutan tidak mengetahui kepastiannya atau hanya berdasar desas desus yang belum bisa dibuktikan kebenarannya, maka bekerja di daerah tersebut dianggap halal.
Tapi untuk menghindari keraguan alangkah baiknya mencari pekerjaan yang lebih terperinci kehalalannya dan jauh dari maksiat.

Rezeki Vs Gaji

Bagaimana rezeki yang didapatkan dari hasil kerja di hotel?
Rezeki tidaklah sama dengan gaji. Penjelasan lanjutnya bisa di baca di sini.
Sedapat mungkin carilah pekerjaan yang jauh dari keraguan akan kehalalannya. Jika ingin bekerja di hotel, pastikan bahwa hotel tersebut memilki aturan yang tegas dan pada prakteknya melarang kemaksiatan terjadi, bukanlah hotel yang menghalalkan kemaksiatan atas nama laba duniawi.



Berbicara soal rezeki.
Karena rezeki itu misteri, mungkin kita tak tau dimana rezeki kita berada. Tapi yakinlah rezeki tau dimana keberadaan diri kita. Kaprikornus jangan takut berkurangnya rezeki hanya alasannya berpindah daerah kerja.
Dari lautan biru, bumi dan gunung. Allah memerintahkan rezeki menuju ke daerah kita. Allah menjamin rezeki kita, layaknya Dia menjamin rezeki para hewan bahkan cacing kecil sekalipun.

Sangat keliru bila rezeki itu dimaknai dari hasil bekerja.
Karena bekerja dianggap sebagai ibadah dalam rangka memberi manfaat, sedang rezeki itu urusan Allah.
Melalaikan kebenaran demi menghawatirkan apa yang dijamin Allah, ialah keliru
Manusia banting tulang bekerja siang malam demi angka simpanan / gaji.
Yang esok hari pun akan ditinggal mati....
Mereka lupa bahwa hakekat rezeki bukan apa yang tertulis dalam angka. Tapi apa yang telah kita nikmati.
Rezeki tak selalu terletak pada pekerjaan kita. Allah menaruh sekehendakNya. Berkaca dari pengalaman Siti Hajar yang mengulang bolak balik 7x shafa dan marwa. Tapi zamzam justru muncul dari kaki bayinya.

baca : Rezeki bukan dari hasil bekerja!

Ikhtiar itu perbuatan.
Sementara rezeki itu kejutan...!
Dan jangan lupa.
Setiap hakekat rezeki akan ditanya:
"Darimana dan untuk apa"...
Karena rezeki ialah "hak pakai".
Halalnya dihisab...
Haramnya diadzab...
Karenanya, janganlah iri pada rezeki orang lain.
Bila kau iri pada rezekinya, kau juga harus iri pada takdir matinya.
Karena Allah membagi rezeki, jodoh dan usia umatNya.
Tanpa bisa tertukar satu dan lainnya.
Jadi yakinlah semua ialah dan atas kehendak Allah.

Semoga bermanfaat, Baarakallaahu fiikum.

Wallau alam


Demikianlah Artikel Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel?

Sekianlah artikel Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Haramkah Rezeki Dari Kerja Di Hotel? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/04/haramkah-rezeki-dari-kerja-di-hotel.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel