Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
Thursday, April 13, 2006
Edit
Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Amalan,
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
link : Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
Imam Ahmad merasa iba dengannya dan menunjukkan dua potong roti kering yang sedianya akan dipake berbuka, sementara tak ada lagi makanan yang tersisa di rumah beliau.
Maka, puasa sejati sebetulnya ialah berpuasa bukan hanya dengan perutnya saja tapi juga berpuasa dengan telinga, mata dan lisannya bahkan seluruh anggota tubuhnya (tangan, kaki, hati).
Anda sekarang membaca artikel Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/puasa-yang-mempengaruhi-perilaku.html
Judul : Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
link : Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
ARTIKEL KE 733
PUASA SEJATI (the true fasting)
Karena kini lagi bulan ramadhan, goresan pena ihwal puasa sangat relevan untuk dibaca di sela-sela kesibukan dan ibadah utama lainnya.
Dikisahkan pada suatu hari Imam Ahmad Ibnu Hanbal rahimahullāh sedang berpuasa. Saat menjelang buka puasa dengan dua potong roti kering, tiba-iba datanglah seorang pengemis ke rumah dia untuk meminta belas kasihan.
Dikisahkan pada suatu hari Imam Ahmad Ibnu Hanbal rahimahullāh sedang berpuasa. Saat menjelang buka puasa dengan dua potong roti kering, tiba-iba datanglah seorang pengemis ke rumah dia untuk meminta belas kasihan.
Imam Ahmad merasa iba dengannya dan menunjukkan dua potong roti kering yang sedianya akan dipake berbuka, sementara tak ada lagi makanan yang tersisa di rumah beliau.
Beliau berbuka hanya dengan segelas air putih dan keesokan harinya bersahurpun dengan segelas air putih. Luar biasa bukan keyakinan orang-orang saleh ? (baca : bebaskan hal ini di bulan ramadhan)
Orang yang berpuasa tak hanya sekedar menahan rasa lapar dan dahaga saja tapi mudah puasanya telah mempengaruhi sikap kesehariannya.
Orang yang berpuasa tak hanya sekedar menahan rasa lapar dan dahaga saja tapi mudah puasanya telah mempengaruhi sikap kesehariannya.
Inilah yang disebut "the true fasting" alias PUASA SEJATI (sebenar-benarnya puasa).
Apakah PUASA SEJATI itu?
Puasa sejati bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum dan relasi seks saja, akan tetapi makna puasa lebih luas dari itu.
Sebagaimana yang diisyaratkan oleh shahābat Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang berjulukan Jābir bin 'Abdullāh radhiyallāhu 'anhu:
"Jika engkau berpuasa hendaklah telingamu ikut berpuasa, lisanmu ikut
berpuasa dan matamu ikut berpuasa." (Mushannaf Ibnu Abi Syaibah) Jadi, Jābir
bin 'Abdullāh menunjukkan sebuah makna yang sangat dalam dari ibadah puasa. Ternyata puasa itu bukan hanya sekedar menahan haus dan lapar.
• Apa itu PUASA MATA?
Yaitu menjaga mata dari melihat hal-hal yang diharamkan Allāh Subhānahu Wa Ta'āla.
Demi mengamalkan firman Allāh Subhānahu Wa Ta'āla:
"Katakanlah (wahai Muhammad) kepada kaum mu'minin supaya mereka menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka." (An-Nūr 30) Dan Allāh berkata kepada kaum mu'mināt:
"Katakanlah (wahai Muhammad) kepada kaum mu'mināt, hendaklah mereka senantiasa menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan mereka." (An-Nūr 31). Jadi Allāh menjelaskan didalam ayat ini bahwa mata dipakai untuk sesuatu yang tidak dimurkai oleh Allāh. Kita terkadang heran dengan sikap sebagian orang yang berpuasa, biasanya pada sore hari duduk-duduk (ngabuburit) di jalan-jalan.
• Apa itu PUASA LISAN?
Puasa mulut ialah memakai mulut ini dalam hal-hal yang diridhai Allāh Subhānahu Wa Ta'āla. Jika tidak dapat menyampaikan kata-kata yang baik, maka diamlah.
Kata Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:
"Barangsiapa yang beriman kepada Allāh dan hari simpulan hendaklah dia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari dan Muslim). Aneh sekali kalau orang yang berpuasa tapi masih menggunjing orang lain, berbohong, mencaci orang lain. Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam menegaskan dalam sebuah hadits shahīh:
"Orang yang berpuasa lalu tidak meninggalkan perkataan dusta, Allāh tidak butuh dengan laparnya dan dahaganya." (HR. Bukhari). Ini peringatan keras dari Nabi kita shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwa orang yang berpuasa tapi masih menggunjing orang lain, gemar berdusta, suka mencaci dan menghina orang lain maka orang-orang ibarat ini puasanya tidak diharapkan Allāh. Dan dapat hingga tidak diterima oleh Allāh Subhānahu Wa Ta'āla seandainya dia tidak memenuhi syarat-syarat dan rukun-rukun puasa.
• Apa itu PUASA TELINGA?
Yaitu kita berusaha untuk tidak memasukkan ke dalam pendengaran kita kecuali sesuatu yang baik.
Maka jangan habiskan waktu berpuasa kita (dan juga saat tidak berpuasa) untuk mendengarkan gosip/aib orang lain ataupun nyanyian/musik yang tak bermanfaat. Habiskan waktu mendengarkan bacaan Al-Qurān ataupun pengajian.
(baca: hati-hati perampok di bulan puasa)
(baca: hati-hati perampok di bulan puasa)
Maka, puasa sejati sebetulnya ialah berpuasa bukan hanya dengan perutnya saja tapi juga berpuasa dengan telinga, mata dan lisannya bahkan seluruh anggota tubuhnya (tangan, kaki, hati).
____________________________
Demikianlah Artikel Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku
Sekianlah artikel Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Puasa Yang Mempengaruhi Perilaku dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/puasa-yang-mempengaruhi-perilaku.html