Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
Thursday, March 9, 2006
Edit
Dahulukan Shalat Atau Yang Lain? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
link : Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
Sekian tahun menjadi abdi negara yang loyal, bagaimana dengan rezekinya?
Tapi disaat tua.., lemah.., dan kesudahannya wafat...*
Anda sekarang membaca artikel Dahulukan Shalat Atau Yang Lain? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/03/dahulukan-shalat-atau-yang-lain.html
Judul : Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
ARTIKEL KE 775
DAHULUKAN SHALAT APA YANG LAIN...?
Ini ialah kebiasaan kita yang sadar ataupun tidak berimplikasi pada kualitas ibadah pada Sang Maha Pemberi Rezeki.
Sebelum subuh sudah berangkat ke kantor..., alasannya jelas...takut terjebak macet yang berimplikasi telat tiba di kantor, telat check clock, uang derma kena potong sesuai usang keterlambatan..
Uang bulanan jadi berkurang karenanya..rezeki jadi tak sesuai harapan (jumlahnya).
Uang bulanan jadi berkurang karenanya..rezeki jadi tak sesuai harapan (jumlahnya).
Setelah isya gres pulang dari kantor..., alasannya jelas, kerjaan banyak dan harus berjibaku dengan kendaraan lainnya menerobos kemacetan kota besar.
Tiba di rumah udah capek banget..gak sanggup ngapa-ngapain lagi, tinggal tidur...
Habis waktu di jalan..
Tiba di rumah udah capek banget..gak sanggup ngapa-ngapain lagi, tinggal tidur...
Habis waktu di jalan..
Dzuhur...terjepit waktu istirahat kantor..., yang harus dibagi antara makan, tidur siang sejenak dan shalat.. Terburu-buru alasannya mengejar jam check clock siang. Dhuhurnya jadi apa adanya dan tak berkualitas. Tak ada lagi duduk zikir dan memperbaiki kualitas doa, memperbaiki kualitas taubat dan puji-pujian...
Ashar... pekerjaan berbagai di kantor..., tak sanggup meninggalkan daerah duduk ketika Muazzin memanggil untuk menunaikan shalat ashar. Akhirnya shalat di final waktu menjelang magrib, itu pun secepat kilat takut waktu magrib tiba menjelang..
Maghrib.. tanggung dijalan, perjalanan pulang dari kantor..., tak sanggup mampir untuk sekedar shalat alasannya mesjid-mesjid bakalan penuh dan susah nyari parkiran. Nanti ajalah di jama' dengan shalat Isya. Kita jadi mengentengkan shalat..
Isya...pun sama, kondisi masih capek, gres pulang dari kantor..., eksklusif nyari bantal dna kasur kesudahannya tak terasa waktu maghrib dan Isya terlewatkan dalam lelap.. Shalat seolah bukan prioritas padahal ketika di Hari Perhitungan nanti shalat lah yang paling pertama akan dihisab, kalau shalatnya bener...maka semuanya akan bener..
(baca : betapa mahalnya harga shalat)
(baca : betapa mahalnya harga shalat)
Tapi hal sebalinya terjadi kalau malam-malam ditelpon untuk tiba ke kantor....tanpa pikir panjang eksklusif buru-buru segera berangkat ke Kantor Sholat dilupakan..!!
Sekian tahun menjadi abdi negara yang loyal, bagaimana dengan rezekinya?
Disaat pensiun...
Ternyata hanya mempunyai rumah sederhana.. bukan istana megah sesuai tahun pengabdian...
Mobil renta yang perawatannya pun mahal...karena tak sanggup beli kendaraan beroda empat baru..
Uang pesangon sudah habis atau uang pensiun hanya cukup untuk makan...
Itupun hidangan ala kadarnya, bukan ala restoran mewah..
Itupun hidangan ala kadarnya, bukan ala restoran mewah..
Yang sanggup mempunyai rumah lebih mewah, kondisi badan malah lemah dan sakit-sakitan sehingga sudah tidak sanggup menikmati indahnya rumah..yang dibangun dengan keringat dan air mata.
Hari-hari hanya mencicipi rasa sakit...tak sanggup menikmati masakan yummy yang sanggup dibeli dengan uangnya..karena semua masakan yang masuk terasa pahit.
Puluhan tahun kerja banting tulang...tapi..
Setelah rumah, kendaraan beroda empat dimiliki... hartapun pelan-pelan kesudahannya habis untuk berobat.. alasannya penyakit satu demi satu menggerogoti tubuh..
Berat terasa untuk *Sholat* alasannya semua *sendi sudah tidak kuat...*
Sementara masa muda sibuk kerja hingga *tak terbiasa sholat...(dengan sempurna).
Mati-matian membela pekerjaan atas perintah atasan... Sampai-sampai malas ibadah, mengentengkan shalat dan panggilan Allah..
Tapi disaat tua.., lemah.., dan kesudahannya wafat...*
Jasadpun meminta disholatkan di Masjid..
dengan Ustadz sebagai Imamnya.., bukan anaknya yang menjadi Imam...
Mati-matian membela kantor patuh sama atasan...,tapi tak seorangpun mati di sholatkan di kantor dengan atasannya sebagai Imam Sholat jenazahnya...*
Jadi...
Masihkah kalian mengutamakan yang lain daripada ibadah kepadaNya..?????*
Mati-matian kerja dengan mengentengkan ibadah tapi rezeki yang didapat pun tak seberapa banyak.
Sekalinya jumlah rezekinya tidak mengecewakan tapi malah habis dipake berobat..
(baca : Allah akan mencabut keberkahan rezeki mereka yang meremehkan shalat)
Sekalinya jumlah rezekinya tidak mengecewakan tapi malah habis dipake berobat..
(baca : Allah akan mencabut keberkahan rezeki mereka yang meremehkan shalat)
Padahal..
MASJID ialah daerah terakhir kita.. di SHOLAT kan.
Tapi kita seringkali lupa untuk mendatangi mesjid di awal waktu shalat..
Menikmati hening bersama Sang Pencipta...
Tapi kita seringkali lupa untuk mendatangi mesjid di awal waktu shalat..
Menikmati hening bersama Sang Pencipta...
Semoga sanggup menjadi bahan renungan.......... bagi yang masih aktif kerja, maupun yang sudah pensiunan, tapi malas sholat berjamaah di Masjid
Monggo mumpung masih diberi waktu jangan tinggalkan :
*_" SHOLAT BERJAMAAH MAKMURKAN MESJID "_*
Syair Indah Sang Lima Waktu*
Bila *Subuh* utuh
Rizki pun tumbuh
Hati terasa teduh
Pribadi tidak angkuh
Keluarga tidak keruh
Maka tenang berlabuh...
Rizki pun tumbuh
Hati terasa teduh
Pribadi tidak angkuh
Keluarga tidak keruh
Maka tenang berlabuh...
Bila *Dzuhur* teratur
Diri jadi jujur
Hati tidak kufur
Jiwa selalu bersyukur
Amal ibadah tidak udzur
Keluarga akur
Maka pribadi jadi makmur...
Diri jadi jujur
Hati tidak kufur
Jiwa selalu bersyukur
Amal ibadah tidak udzur
Keluarga akur
Maka pribadi jadi makmur...
Bila *Ashar* kelar
Jiwa jadi sabar
Raga jadi tegar
Senyum pun menyebar
Insya Allah rezeki lancar...
Jiwa jadi sabar
Raga jadi tegar
Senyum pun menyebar
Insya Allah rezeki lancar...
Bila *Maghrib* tertib
Ngaji menjadi wajib
Wirid jadi karib
Jauh dari aib
Insya Allah syafaat tidak raib...
Ngaji menjadi wajib
Wirid jadi karib
Jauh dari aib
Insya Allah syafaat tidak raib...
Bila *Isya* terjaga
Malam bercahaya
Hati tenang sejahtera
Insya Allah hidup pun bahagia...
Malam bercahaya
Hati tenang sejahtera
Insya Allah hidup pun bahagia...
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Dahulukan Shalat Atau Yang Lain?
Sekianlah artikel Dahulukan Shalat Atau Yang Lain? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Dahulukan Shalat Atau Yang Lain? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/03/dahulukan-shalat-atau-yang-lain.html