Memenangkan Persaingan
Thursday, October 8, 2020
Edit
Memenangkan Persaingan - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Memenangkan Persaingan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Memenangkan Persaingan
link : Memenangkan Persaingan
Pelajaran :
*Kebenaran yang Tidak Terorganisir akan dikalahkan oleh Kejahatan yang Terorganisir*
Untungnya, seorang Hitler sekali pun ternyata tidak bisa memadamkan cahaya kebenaran, sebab ia juga pernah berpidato begini:
Anda sekarang membaca artikel Memenangkan Persaingan dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/memenangkan-persaingan.html
Judul : Memenangkan Persaingan
Memenangkan Persaingan
ARTIKEL KE 822
Menang Mudah
Ternyata kebohongan yang terorganisir mengalahkan kebenaran yang kurang atau tidak terorganisir.
Sebelumnya sudah beredar buku berjudul _"The Hitler Effect"_, sebuah buku sangat langsung dan terbatas yang membongkar teknik-teknik manipulasi rekayasa sisi gelap fikiran manusia. Beberapa kutipan pidato Hitler berikut inilah agaknya yang kemudian mewabah menjadi _The Hitlet's Effect :
“Buatlah kebohongan yang besar, buatlah menjadi sederhana, selalu ulangi kebohongan itu, dan kesannya orang-orang akan percaya."
“Buatlah kebohongan yang besar, buatlah menjadi sederhana, selalu ulangi kebohongan itu, dan kesannya orang-orang akan percaya."
“Dengan propaganda yang efektif dan berkelanjutan, seseorang sanggup menciptakan orang banyak melihat nirwana sebagai neraka, atau kehidupan yang sangat menyedihkan sebagai surga.”
Saat ini kita sedang berada pada zaman keempat dalam Sejarah Islam, di mana fitnah dan ujian terhebat akan terjadi pada umat islam; zaman di mana akan terjadi pembuktian semua tanda kiamat yang telah digambarkan dalam hadist-hadist final zaman. Di antaranya: lahirnya para pemimpin zalim, diberikannya amanah pada yang bukan ahlinya, makin meluasnya perzinaan, khamr dan narkoba, tidak terhindarnya seluruh insan dari sistem riba, serta tatanan masyarakat yang sudah terbuai media sehingga yang dusta dianggap benar dan yang benar dianggap dusta. Inilah agaknya _The Hitler's Effect_ itu.
baca : mengapa negara kita tak maju-maju?
Ini ada cerita sederhana untuk menggambarkan hal ini..
Menjual Sapi Seharga Ayam
Suatu dikala sepasang kakek-nenek yang mempunyai seekor sapi, sedang berbicara di dalam rumahnya:
Kakek: “Nek…, Kalau kita ternak sapi saja, penghasilannya paling cuma setahun sekali…”
Nenek: “Terus gimana dong, Kek?”
Kakek: “Gimana kalau kita jual saja sapi kita, terus hasilnya kita belikan kuda buat narik delman, jadi untungnya bisa tiap hari.”
Nenek: “Wah wangsit cantik tuh, Kek!”
Tanpa diketahui, ternyata pembicaraan si kakek dan si nenek, didengarkan oleh persekutuan penipu. Mereka ini profesional bukan penipu kelas kacang.
Akhirnya mereka menciptakan wangsit licik untuk mengelabui kakek-nenek tersebut.
Keesokan harinya si kakek dan nenek berjalan menuntun sapinya menuju pasar. Di tengah jalan mereka bertemu dengan seorang pemuda, yang merupakan salah satu dari persekutuan penipu tersebut.
Penipu 1: “Waaaah! AYAM-nya cantik sekali kek! Berapa mau di jual?”
Kakek: “Enak saja dibilang AYAM, yang berkaki empat ibarat ini namanya ya SAPI!”
Penipu 1: “Hahaaaa… si Kakeek bercanda aja…, dari dulu juga yang kaya gini mah namanya AYAM, Keek!”
Penipu 1: “Hahaaaa… si Kakeek bercanda aja…, dari dulu juga yang kaya gini mah namanya AYAM, Keek!”
Kakek: “Haaaah.. sabodoo ah!!”
Selang beberapa lama, ternyata si kakek bertemu kembali dengan seorang pemuda, salah satu persekutuan penipu juga.
Penipu 2: “Dijual berapa ayamnya, Kek?”
Kakek: “Ini SAPIIIIII,.. bukan AYAM!”
Sambil melanjutkan perjalanan. Akhirnya si kakek mulai ragu dan bertanya kepada si nenek. “Emang bener ini teh ayam, Nek?”
Nenek: “Bukan kek… ini mah sapi…”
Kakek: “Atau kita sudah mulai pikun yaah??”
Nenek: “Gak tau juga, Kek …”
Nenek: “Gak tau juga, Kek …”
Sesampainya di pasar…
Penipu 3: “Naaaah ini diaaaa,… Akhiiirnyaaa… tiba juga AYAM yang ditunggu-tunggu. "Mau dijual berapa Kek ayamnya?”
Setelah berdebat, kesannya si kakek menjual SAPINYA seharga AYAM.
Pelajaran :
*Kebenaran yang Tidak Terorganisir akan dikalahkan oleh Kejahatan yang Terorganisir*
Si kakek-nenek kesannya harus mengalah menjual sapi seharga ayam, padahal hingga kapan pun sapi tidak akan pernah bisa bermetamorfosis ayam. Tapi Sang kakek- tidak berdaya terhadap bombardir kebohongan sapinya dibilang ayam; klaim kebenaran Sang kakek-nenek berhasil dikalahkan oleh kebohongan yang direkayasa; klaim kebenaran dikalahkan oleh rekayasa kebohongan.
Ternyata keunggulan klaim kebenaran saja tidak cukup untuk memenangkan sebuah persaingan. Dibutuhkan administrasi kebohongan semoga bisa mengalahkan klaim kebenaran. Tentu saja klaim kebenaran yang dikelola secara benar, sangat bisa mengalahkan klaim kebohongan yang dikelola terorganisir.
baca : Allah ibarat yang kau pikirkan
baca : Allah ibarat yang kau pikirkan
Untungnya, seorang Hitler sekali pun ternyata tidak bisa memadamkan cahaya kebenaran, sebab ia juga pernah berpidato begini:
*“Selalu lebih sulit melawan kepercayaan dibandingkan melawan pengetahuan.”*
Padahal Hitler sangat mungkin belum tahu bahwa ada Janji kemenangan bagi oran-orang beriman:
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kau yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridlai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, sehabis berada dalam ketakutan menjadi kondusif sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir sehabis (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik." (al-Nur: 55).
Siapakah orang beriman itu?
“Mereka itu yaitu orang-orang yang bertaubat, yang beribadat, yang memuji, yang melawat , yang ruku', yang sujud, yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min itu.” (al-Taubah: 112).
baca : ujian itu rezeki bagi orang beriman
baca : ujian itu rezeki bagi orang beriman
Masalahnya, bagaimana mengelola klaim kebenaran ini, semoga tidak terulang lagi sejarah dimana ketulusan Abu Musa dikalahkan oleh kelicikan Amr bin Ash dalam kejadian Tahkim yaitu negosiasi antara utusan Khalifah Ali dan Muawiyah; semoga kepolosan sang kakek-nenek tidak dikalahkan oleh kelicikan sebuah rekayasa; bagaimana mengelola klaim kebenaran secara benar semoga bisa mengalahkan klaim-klaim kebohongan?
Di sinilah pentingnya tugas media sosial, yaitu menangkal dan meluruskan gosip dan bombardir informasi menyesatkan yang diorganisir secara sistematis dan masif.
Postinglah yang baik-baik, yang benar, jangan termakan membuatkan sesuatu semoga viral meksi tak diketahui sumbernya, bisa saja kita menjadikan fitnah dan menyesatkan orang lain dengan membuatkan gosip hoax..sehingga timbukllah yang dikenal sebagai hoax effect..
Wallahu alam...
Wallahu alam...
Demikianlah Artikel Memenangkan Persaingan
Sekianlah artikel Memenangkan Persaingan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Memenangkan Persaingan dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/memenangkan-persaingan.html