Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
Thursday, October 8, 2020
Edit
Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel penghalang, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
link : Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
Anda sekarang membaca artikel Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/jangan-suka-menghakimi-penampilan-orang.html
Judul : Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
ARTIKEL KE 798
STOP JUDGING!
Saya sering resah ketika nemu orang-orang yang penampilan lahirnya ga nyambung ama lisan/kelakuannya sehari-hari
Contoh kecil nih
Cewe stylish banget, jilbab ala hijaber, kelihatan suka hura-hura, tapi ia selalu bangkit di 1/3 malam untuk tahajud, kalau ramadhan ia selalu i'tikaf di 10 ramadhan terakhir, santun kata-katanya. Aktif di organisasi amal keislaman, jadi volunteer bantuin korban peristiwa alam..sedekahnya rajin pula..
Trus di daerah lain
Cowo pake celana junkies, rambut pake licin, tersisir rapi, gaya cowo metropolis lah...tapi ketika mimpin sholat aduhai merdu suaranya, khusyuk doa dan zikirnya, santun bicaranya, denger-denger rajin juga puasa sunahnya..
Wah tipe-tipe suami idaman nih....
Dan ada pula
perempuan yang pakaiannya masya Allah udah sesuai sunnah, anggun dari jauh, tapi masih hobi nyinyir, bergosip dan suka menunjuk-nunjuk orang lain, omongannya berangasan dan gak beretika, belum lagi banyak i'tikaf di kafe daripada di daerah ngaji...
Trus ada nih pria yang alim, pandai tinggi, rajin jamaah di masjid, santun ama orang, tapi pada istri ia pelit, membantu pekerjaan rumah ia tak sudi, ngomong ke istri suka seenaknya, belum seumur jagung menikah sudah kebelet pengen poligami dengan alasan sunnah, padahal rumah tangganya masih kembang kempis. Ampun deh....
-------------------
Ada yang tersinggung ?
Alhamdulillah..
Saya memang SENGAJA
Maaf para pembaca....
Bukannya ikutan nyinyir....
Tapi pengen mengingatkan ya..termasuk mengingatkan diri ini yang penuh kelemahan dan keterbatasan...
Supaya sanggup lebih bijak..
(baca : dia yang pamer atau lu yang sirik?)
Di masa yang mendewakan casing ibarat kini ini, masuk akal bila setiap orang saling menilai, judging tanpa rasa bersalah...
Tapi...
Jangan terlalu silau atau suka menghakimi penampilan luar seseorang.
Mana kita tahu, yang sedang kita nyinyirin ternyata jauuuuuuuh punya amal unggulan lebih baik daripada diri kita yang hina ini
Mana kita tahu, yang sedang kita puja puji sanjung, ternyata tak lebih tepat daripada kita
Jangan cintai atau benci sesuatu berlebihan
Demi Allah, itu fana
Demi Allah, itu fana
Ada yang rezekinya nampak anggun dan banyak dari luar...
Hidupnya mewah, gonta ganti mobil, rumah segede istana
KIta ngiri setengah mati...
Pengen juga hidup berlimpah rezeki kek gitu...
Pasti seneng dan bahagia....
Mau apa tinggal tunjuk..
Ternyata...
Besok mobilnya lenyap satu-satu dan rumah gedenya di sita Bank
Ternyata utangnya numpuk di bank dan gak sanggup bayar..
Uangnya hasil korupsi sehingga ditangkap polisi
Naudzubillah...
Padahal tadi kita sempat ngiri lho..
Sempet pengen kek dia...
(baca : kenapa mesti matre sih?)
Ada orang yang rezekinya keliatan pas-pasan..
Tapi kok 3 kali pergi umroh sesudah sebelumnya haji
Bisa beli sapi qurban yang gede seekor lagi...bukan patungan kek kita
Eh sanggup duitnya dari mana ya?
Jangan-jangan....(beribu macam alasan pembenaran melesat dalam kepala kita wacana sumber rezekinya, alasan yang menuding kalo ia melaksanakan kemaksiatan demi harta).
Tapi semua alasan itu terkuak akhirnya...
Ternyata ia punya bisnis yang manfaatnya lumayan...
Cuma gak pernah diekspose dan dipamerin...
Untung yang ia peroleh selain buat memutar perjuangan juga dipake buat kebaikan
menebar manfaat bagi banyak orang...
Sementara yang dipake buat hidup secukupnya..sesuai kebutuhan...
Prinsipnya yakni rezeki kita yakni apa yang kita makan, kita pakai dan kita sedekahkan. Yang dimakan cuma sanggup sepiring (itupun bakal keluar jadi kotoran, seenak dan semahal apapun), yang digunakan hanya sanggup selembar pakaian (paling banyak 2 atau 3 lembar, itupun lama-lama bakalan lama atau sobek dan turun pangkat jadi lap). Yang bertahan yakni apa yang disedekahkan... jumlahnya sanggup tak terbatas (mulai dari 1 rupiah hingga trilyunan kalo punya, dan tak hanya berakhir di tangan si penerima, tapi akan tercatat sebagai pemberat amal di Hari Penentuan). Belum lagi sedekah itu malah menarik keberkahan rezeki dan fasilitas hidup baginya..
Ya..kesimpulanya...stop judging. Gak usah deh sibuk menilai penampakan luar orang lain, gak ada untungnya buat kita. Bisa terjerumus ke ghibah ataupun fitnah karenanya. Suka-suka orang lah mau berpenampilan bagaimana...
Yang perlu yakni nilailah penampilan kita...performance kita.
Apa bener kita sudah lebih baik dari kemarin?
Apa bener kita sudah melaksanakan yang terbaik?
Apa yang mesti dirubah atau diperbaiki?
Kompetisi kita bukan dengan orang lain...
Tapi dengan diri kita yang kemarin...
Sudahkah kita sibuk menjudge diri dan memperbaikinya terus menerus?
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang
Sekianlah artikel Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jangan Suka Menghakimi Penampilan Orang dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/jangan-suka-menghakimi-penampilan-orang.html