Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
Thursday, October 8, 2020
Edit
Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel cerita, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
link : Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
Suami istri ini lebih menentukan untuk tetap tinggal di rumah renta mereka dan menolak ketika putra-putri mereka, mengatakan untuk ikut pindah bersama mereka.
Saat sibuk mencari, suaminya tiba menghampiri seraya bertanya mesra :
“Kenapa Bu?”
Istrinya menoleh sambil menjawab: “Sandal Ibu tidak ketemu, Pak”.
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap menggunakan sandal itu, dengan berat hati.
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan sesudah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam :“Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu.
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menuntaskan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya ketika duduk membaca Tasyahud Akhir.
Anda sekarang membaca artikel Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/begini-harusnya-suami-istri-itu-bersikap.html
Judul : Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
ARTIKEL KE 800
SUAMI ISTRI DI USIA SENJA
Yang membaca jangan menangis ya? Saya suka postingan ini, meski sudah berulang kali membacanya...
Di sebuah rumah sederhana yang asri, tinggal sepasang suami istri yang sudah memasuki usia senja.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah remaja dan mempunyai kehidupan sendiri yang mapan.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang telah remaja dan mempunyai kehidupan sendiri yang mapan.
Sang suami merupakan seorang pensiunan, sedangkan istrinya seorang ibu rumah tangga.
Suami istri ini lebih menentukan untuk tetap tinggal di rumah renta mereka dan menolak ketika putra-putri mereka, mengatakan untuk ikut pindah bersama mereka.
Jadilah mereka, sepasang suami istri yang hampir renta itu, menghabiskan waktu mereka yang tersisa, di rumah yang telah menjadi saksi berjuta peristiwa, dalam keluarga itu.
Suatu senja ba’da Isya di sebuah masjid tak jauh dari rumah mereka, sang istri tidak menemukan sandal yang dikenakannya ke masjid tadi.
Saat sibuk mencari, suaminya tiba menghampiri seraya bertanya mesra :
“Kenapa Bu?”
“Ya sudah pakai ini saja”, kata suaminya, sambil menyodorkan sandal yang dipakainya.
Walau agak ragu, sang istri tetap menggunakan sandal itu, dengan berat hati.
Menuruti perkataan suaminya ialah kebiasaannya.
Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
Jarang sekali ia membantah, apa yang dikatakan oleh sang suami.
Mengerti kegundahan istrinya, sang suami mengeratkan genggaman pada tangan istrinya.
Bagaimanapun usahaku untuk berterima kasih pada kaki istriku, yang telah menopang hidupku selama puluhan tahun itu, takkan pernah setimpal terhadap apa yang telah dilakukannya".
Kaki yang selalu berlari kecil membukakan pintu untukku, ketika saya pulang kerja,
Kaki yang telah mengantar anak-anakku ke sekolah tanpa kenal lelah, serta kaki yang menyusuri banyak sekali kawasan mencari banyak sekali kebutuhanku dan anak-anakku”.
Sang istri memandang suaminya sambil tersenyum dengan tulus, dan merekapun mengarahkan langkah menuju rumah, kawasan senang bersama….
Karena usia yang telah lanjut dan penyakit diabetes yang dideritanya, sang istri mulai mangalami gangguan penglihatan.
Saat ia kesulitan merapikan kukunya, sang suami dengan lembut, mengambil gunting kuku dari tangan istrinya.
Jari-jari yang mulai keriput itu, dalam genggamannya mulai dirapikan, dan sesudah selesai sang suami mencium jari-jari itu dengan lembut, dan bergumam :“Terima kasih ya Bu ”.
“Tidak, Ibu yang seharusnya berterima kasih sama Bapak, telah membantu memotong kuku Ibu”, tukas sang istri tersipu malu.
“Terimakasih untuk semua pekerjaan luar biasa, yang belum tentu sanggup saya lakukan.
Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas hingga kapanpun”, kata suaminya tulus.
Aku takjub, betapa luar biasanya Ibu. Aku tahu semua takkan terbalas hingga kapanpun”, kata suaminya tulus.
Dua titik bening menggantung di sudut mata sang istri ......
“Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, ialah sesuatu yang luar biasa.
Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk.
Semuanya sanggup kita hadapi bersama”.
“Bapak kok bicara begitu?
Ibu senang atas semuanya Pak, apa yang telah kita lalui bersama, ialah sesuatu yang luar biasa.
Ibu selalu bersyukur, atas semua yang dilimpahkan pada keluarga kita, baik ataupun buruk.
Semuanya sanggup kita hadapi bersama”.
Hari Jum’at yang cerah, sesudah beberapa hari hujan.
Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya, sebelum jadinya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga ketika beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya.......
Siang itu, sang suami bersiap hendak menunaikan ibadah Shalat Jum’at,
Setelah berpamitan pada sang istri, ia menoleh sekali lagi pada sang istri, menatap tepat pada matanya, sebelum jadinya melangkah pergi.
Tak ada tanda yang tak biasa di mata dan perasaan sang istri, hingga ketika beberapa orang mengetuk pintu, membawa kabar yang tak pernah diduganya.......
Ternyata siang itu sang suami tercinta telah menuntaskan perjalanannya di dunia.
Ia telah pulang menghadap Sang Penciptanya, ketika sedang menjalankan ibadah Shalat Jum’at, tepatnya ketika duduk membaca Tasyahud Akhir.
Masih dalam posisi duduk sempurna, dengan telunjuk ke arah Kiblat, ia menghadap Yang Maha Kuasa.
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
"Innaa Lillaahi Wainnaa ilaihi Rooji'uun"
“Subhanallah.... sungguh selesai perjalanan hidup yang indah”, demikian gumam para jama’ah, sesudah menyadari ternyata beliau telah tiada, di selesai shalat Jum'at....
Sang istri terbayang, tatapan terakhir suaminya, ketika mau berangkat ke masjid.
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan, pengganti ucapan "Selamat Tinggal ...".
Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada bawah umur yang akan mengurusnya,
Terselip tanya dalam hatinya, mungkinkah itu sebagai tanda perpisahan, pengganti ucapan "Selamat Tinggal ...".
Ataukah suaminya khawatir, meninggalkannya sendiri, di dunia ini. Ada gundah menggelayut di hati sang istri, Walau masih ada bawah umur yang akan mengurusnya,
Tapi kehilangan suami yang telah didampinginya selama puluhan tahun, cukup membuatnya terguncang. Namun ia tidak mengurangi sedikitpun, keikhlasan dihatinya, yang sanggup menghambat perjalanan sang suami, menghadap Sang Khalik.
Dalam do’a, beliau selalu memohon kekuatan, semoga sanggup bertahan dan juga memohon semoga suaminya ditempatkan, pada kawasan yang layak.
Tak usang sesudah kepergian suaminya, sang istri bermimpi bertemu dengan suaminya.
Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri, dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melaksanakan perjalanan panjang...
» Bapak tidak sanggup tanpa Ibu, bahkan sesudah kehidupan di dunia ini berakhir sekalipun.
» Bapak selalu butuh Ibu.
» Saat disuruh menentukan pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang "Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Dengan wajah yang cerah, sang suami menghampiri istrinya dan menyisir rambut sang istri, dengan lembut.
“Apa yang Bapak lakukan?", tanya istrinya senang bercampur bingung.
“Ibu harus kelihatan cantik, kita akan melaksanakan perjalanan panjang...
» Bapak tidak sanggup tanpa Ibu, bahkan sesudah kehidupan di dunia ini berakhir sekalipun.
» Bapak selalu butuh Ibu.
» Saat disuruh menentukan pendamping, Bapak bingung, kemudian bilang "Pendampingnya tertinggal", Bapakpun mohon izin untuk menjemput Ibu”.
Istrinya menangis, sebelum jadinya berkata :
“Ibu nrimo Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak sanggup bohong, jika Ibu takut sekali tinggal sendirian....
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman.
“Ibu nrimo Bapak pergi, tapi Ibu juga tidak sanggup bohong, jika Ibu takut sekali tinggal sendirian....
Kalau ada kesempatan mendampingi Bapak sekali lagi, dan untuk selamanya, tentu saja tidak akan Ibu sia-siakan."
Sang istri mengakhiri tangisannya, dan menggantinya dengan senyuman.
❤Senyuman indah dalam tidur panjang selamanya….
هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ
"Istri mu itu ialah 'Bajumu' dan Suamimu itu ialah 'Bajumu' pula"
QS Al-Baqarah : 187
QS Al-Baqarah : 187
Semoga sanggup mempererat cinta kasih yang sejati pasutri (pasangan suami istri), ... alasannya Allah... aamiin..
Ya Rabb... jadikan keluarga kami Sakinah Mawaddah wa Rahmah, wafatkan kami dalam keadaan HUSNUL KHOTIMAH...Aamiin.......
Baca juga : penghambat utama rezeki dalam rumah tangga
Wallau alam...
Demikianlah Artikel Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap
Sekianlah artikel Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Begini Harusnya Suami Istri Itu Bersikap dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/10/begini-harusnya-suami-istri-itu-bersikap.html