Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan

Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan
link : Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan

Baca juga


Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan

Rezeki salah? Memang ada yang namanya rezeki salah?
Rezeki salah yang saya maksudkan di sini ialah rezeki yang diperoleh dengan jalan yang salah, atau jikalau istilah dalam blog ini ialah rezeki haram sebab diperoleh menggunakan cara-cara yang haram.

 Rezeki salah yang saya maksudkan di sini ialah rezeki yang diperoleh dengan jalan yang s Rezeki Salah = Bahan Bakar Kesusahan

Barang yang bukan hak akan diambil kembali oleh yang Maha Hak

Kisah ini dimulai dengan seorang laki-laki berjulukan Amin yang gundah sebab tagihan kartu kreditnya terus membengkak dan terancam macet. Pasalnya semenjak 3 bulan yang kemudian Amin kena PHK, sebab adanya perampingan dalam administrasi perusahaan tempatnya bekerja. Amin bersama dengan ratusan karyawan lainnya harus mendapatkan kenyataan kehilangan pekerjaan yang menjadi acuan hidupnya selama ini. Pesangon yang diterimanya hanya cukup untuk menghidupinya selama 2 bulan. Setelah memasuki bulan kedua uang di dompetnya mulai menipis, maka kartu kreditlah yang menjadi penyelamatnya. Berbelanja menggunakan kartu kredit tanpa pernah membayar tagihannya, sebab tidak punya sumber lain untuk membayarnya. Amin memang mulai berkurang kreatfitasnya sebab ia lebih menentukan menunggu peluang (kerja) ketimban mencari atau membuat peluang gres agi dirinya.

Suatu hari Amin makan di food court sebuah mall sambil mengecek lowongan pekerjaan di koran. Sekilas dilihatnya seorang ibu muda dan 2 anak balitanya ikut makan di meja sebelah. Ibu itu mulai terlihat repot sesudah salah seorang balitanya yang terkecil mulai rewel, meronta dan menangis keras. Daripada menjadi gangguan bagi banyak orang ibu muda tersebut segera menggendong anaknya yang menangis dan tangan satunya lagi menggandeng kakaknya yang kebingungan. Mungkin sebab terburu-uru ibu ponselnya ketinggalan di meja tanpa disadarinya. Amin melihat ponsel yang ketinggalan itu sebuah smartphone keluaran terbaru yang harganya mungkin sekitar 7 jutaan di pasaran. Segera saja Amin mengambil ponsel tersebut bukan untuk mengembalikan ke pemiliknya tapi mengamankannya ke dalam sakunya.

Dia berpikir mau diapakan smartphone ini? Apakah mau digunakan atau sebaiknya dijual. Akhirnya beliau tetapkan untuk menggunakan ponsel tersebut, mengeluarkan kartu si ibu dan memasukkan kartunya sendiri biar tidak terlacak oleh sang pemilik. Amin kemudian berjalan dan berniat untuk menjualnya di pusat penjualan ponsel bekas di seberang terminal tempatnya biasa mengambil bus. Lumayan uangnya bisa digunakan untuk membayar tagihan kartu kreditnya. Akhirnya ia bergegas keluar, mengambil bus, turun di terminal dan berjalan menuju daerah penjual ponsel bekas. Di situ ia berhasil menjual ponsel si ibu seharga 2,5 juta. Lumayanlah, meski bergotong-royong ia berharap harganya lebih tinggi dari itu. Tapi ketimbang tidak sanggup apa-apa hasilnya ia mendapatkan akad harga tersebut.

Kemudian beliau menuju terminal mau mengambil bus tujuan arah rumahnya, Tapi malang baginya, seseorang tiba-tiba muncul, menodongkan pisau ke rusuknya dan meminta semua uang dan barang berharga miliknya. Akhirnya sebab ketakutan Amin menyerahkan semua uangnya berikut ponsel miliknya, jam tangan dan cincin kerikil akik hadiah kakeknya. Kemudian penodong itu segera berlalu dengan sepeda motornya meninggalkan Amin yang kebingungan dan galau sendiri.

Dalam kegalauan itu tersadarlah ia pada ketika ia melihat ponsel ibu muda itu beliau berpikir bahwa "mungkin ini rezeki saya, rezeki untuk memecahkan duduk kasus tunggakan kartu kredit saya.". Tapi beliau lupa bahwa rezeki yang diperoleh dengan jalan yang salah bukan rezeki namanya tapi materi bakar kesusahan. Sebab rezeki itu datangnya dari Allah sedang Allah tidak menyukai jalan-jalan yang haram. Baru mengambil satu ponsel saja menjadikan barang yang betul-betul miliknya, yang dicarinya dengan jalan halal ikutan hilang diambil penodong.

Kesimpulan

Jangan sekali-kali mengambil yang bukan hak, sebab nantinya akan diambil kembali oleh Yang Maha Hak. Buat apa mengambil barang milik orang lain yang bukan hak kita? Tidak perlu termakan untuk memperkaya diri sendiri dengan melirik milik orang lain. Hidup ini sudah susah jangan menambah kesusahan dengan bertindak bodoh.

Patut dimengerti hilangnya sesuatu yang bukan hak ialah tidak selalu pada pengertian fisik semata. Sebab bisa jadi fisiknya tidak hilang tapi pemanfaatan pada barang tersebut jadi hilang atau tidak ada. Alias dihilangkan rasa menikmatinya. Seperti halnya rezeki yang diperoleh dengan jalan yang salah, rezeki haram yang sumbernya haram menjadikan penyakit yang membuat kita tidak bisa menikmati masakan yang sesungguhnya bisa dibeli. Allah menghilangkan kemampuan menikmati sesuatu yang bukan haknya dengan memberi penyakit, membuat belum dewasa jadi bandel tak terkendali, kecelakaan yang beruntun dan sebagainya.

Menghilangkan kesusahan bukan dengan jalan menghadirkan kesusahan yang lain, melainkan dengan jalan kesabaran. Wallahu alam.


Demikianlah Artikel Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan

Sekianlah artikel Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rezeki Salah = Materi Bakar Kesusahan dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/rezeki-salah-materi-bakar-kesusahan.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel