Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?

Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, Artikel Amalan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?
link : Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?

Baca juga


Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?

Sudah menjadi pemandangan umum banyaknya pengemis yang mengais rezeki di jalanan ataupun di tempat-tempat yang banyak dilalui orang. Mengapa jumlah pengemis setiap tahun semakin bertambah? Apa yang harus dilakukan untuk menghadapi mereka? Haruskah kita selalu memberi setiap mereka menadahkan tangan kepada kita?

Sudah menjadi pemandangan umum banyaknya pengemis yang mengais rezeki di jalanan ataupun d PADA PENGEMIS YANG MENGAIS REZEKI, HARUSKAH  SELALU MEMBERI?


Allah melarang kita meminta-minta (mengemis)

Dari Zubair bin Awwam ra, Nabi SAW bersabda " Apabila kau menyiapkan seutas tali, kemudian pergi mencari kayu bakar, kemudian dibawanya seikat kayu di punggungnya, kemudian dijualnya dan Allah memberi kecukupan bagi keinginannya, itulah yang lebih baik bagi dirinya daripada ia meminta-minta kepada orang banyak, diberi ataupun tidak" (al Bukhari).

Allah menyuruh kita untuk bekerja. Serendah apapun sebuah pekerjaan di mata insan tetap mulia di mata Allah sepanjang pekerjaan tersebut halal. Meminta-minta yakni pekerjaan yang merendahkan diri sendiri, merendahkan kemampuan insan sebagai mahluk tepat / khalifah di muka bumi. Manusia dibekali logika untuk mencari penghidupannya. Hewan yang tidak dibekali logika pun akan bekerja untuk menghidupi dirinya. Singa menunggui dan mengejar mangsanya hingga dapat, lebah dan serangga harus berkeliling mencari bunga untuk mengisap madunya, kelelawar yang tidur di siang hari harus terbang begitu malam tiba untuk mencari buah-buahan yang sudah matang di pohon. Mereka tidak menunggu insan untuk memberi makan. Mereka telah diberi insting oleh Allah untuk mencari makanan demi kelangsungan hidupnya.
Demikian pula tumbuhan. Meskipun kelihatannya statis tidak bergerak tapi akar tumbuhan akan mencari air dan sumber hara dalam tanah, daun akan mencari sinar matahari semoga bisa berfotosintesis demi kelangsungan hidupnya.

Mengapa kita harus meminta-minta untuk penghidupan kita? Apakah tidak malu pada binatang dan flora yang derajatnya lebih rendah di mata kita ?

Mengemis alasannya yakni alasan miskin

Sebenarnya tidak ada insan yang miskin alasannya yakni Allah telah menjamin rezeki semua orang. Rezeki Allah begitu luasnya dan diberikan kepada semua mahluk diminta atupun tidak.  Miskin harta dihentikan menjadi alasan untuk meminta-minta. Peminta-minta yakni penyakit mental yang menganggap dirinya selalu kekurangan. Penyakit ini semakin parah kalau sudah terbentuk kesimpulan bahwa orang lain harus bertanggung jawab pada kemiskinannya. Sebagai bentuk tanggung jawabnya maka orang lain harus selalu memberi setiap dia meminta. Orang ibarat ini berpotensi berbuat syirik alasannya yakni berharap begitu besar kepada manusia, bukan Allah Azza Wajalla yang Maha Kaya. Miskin harta, miskin dogma pula, bisa menjerumuskan diri dan keluarga pada neraka jahannam.

Sayidina Ali pernah berkata "Seandainya kemiskinan itu berwujud manusia, pasti saya yang akan membunuhnya ". Begitu tidak sukanya ia dengan kemiskinan dan pengharapan ia untuk semua muslim semoga bekerja, berusaha supaya terhindar dari kemiskinan.
Sementara pengusaha Donald Trump berkata "Kalau anda terlahir miskin itu bukan salah anda tapi kalau anda mati miskin itu salah anda." Kita tidak sanggup menentukan orang renta yang melahirkan kita. Jika terlahir dari keluarga miskin itu namanya nasib / takdir Allah. Tapi miskin bukan keadaan yang statis yang tidak bisa diubah. Sepanjang ada kemauan disertai doa dan usaha, Insya Allah akan ditunjukkan jalan olehNya. Kata penulis 7 Keajaiban Rezeki Ippho Sentosa
"Cara paling sederhana mengentaskan kemiskinan yakni dengan memastikan diri anda tidak miskin "


Mengemis sudah jadi profesi

Banyak orang yang sudah mengakibatkan mengemis sebagai profesi. Sama dengan profesi lainnya mereka punya pakaian dinas (yang sengaja dibentuk compang camping / lusuh untuk mengundang simpati), punya jam kerja (biasanya siang hingga malam hari). punya tempat kerja (setiap pengemis punya kawasan mengemis sendiri (di lampu merah, jembatan penyeberangan, akrab tempat ibadh, akrab mall / pasar, dan sebagainya) dan punya bos tempat menyetor "hasil kerjanya". Bos inilah yang mengelola mereka semoga bisa mengemis dengan baik.

Mengemis alasannya yakni malas dan keenakan diberi

Banyak orang yang sudah merasa yummy mengemis alasannya yakni tidak perlu kerja keras tapi penghasilan lumayan. Cukup akting memprihatinkan ditambah bunyi yang dipelankan untuk menciptakan orang iba. Banyak belum dewasa usia sekolah yang tidak suka sekolah dan menentukan mengemis / mengamen di jalanan. Sekolah menciptakan mereka terbebani sementara mengemis / mengamen menciptakan mereka sanggup uang untuk sekedar jajan atau membeli mainan. 
"Tidak halal meminta-minta bagi orang kaya, demikian juga orang yang mempunyai anggota tubuh yang sempurna, kalau dia orang yang kuat, namun dia sangat membutuhkan serta tak mempunyai apapun, maka dia diberi bab zakat, sebagian ulama membolehkan amil zakat untuk melakukannya". (H.R.Tirmidzi). 
Melihat hadits di atas kalau seseorang mempunyai tubuh yang sempurna, besar lengan berkuasa dan masih bisa bekerja dengan baik maka dia dihentikan meminta-minta tapi harus bekerja.

Mengemis dengan dalih sumbangan

Sekarang inipun banyak peminta santunan yang tiba ke rumah-rumah dengan alasan untuk pembangunan mesjid, anak yatim dan acara amal lainnya. Cukup membawa selembar kertas yang distempel oleh sebuah yayasan (yang tidak terperinci keberadaannya) dan meminta santunan ala kadarnya. Biasanya yang tiba yakni orang yang didandani sedemikian rupa, sealim mungkin. 

Pada siapa harus memberi?

Allah menyuruh kita untuk menafkahkan sebagian rezeki yang telah Dia anugerahkan kepada kita. Penyalurannya telah diatur dalam agama melalui zakat, infaq atau sedekah. Adapun orang-orang yang boleh diberi zakat yakni : "Sesungguhnya zakat itu hanya untuk orang fakir, orang miskin, pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana " (Q.S. At Taubah : 60)

Sementara untuk sedekah kita mempunyai otorita kepada siapa sebagian rezeki akan kita salurkan. Ada beberapa kategori prioritas yang ditekankan oleh agama demi kesempurnaan, kemaslahatan dan manfaat sedekah secara menyeluruh. Abu Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda " Bersedekahlah ! seseorang menanggapi, ya Rasulullah saya mempunyai 1 dinar. Rasul berkata bersedekahlah untuk dirimu. Ia berkata saya masih punya sisanya. Kata Rasul berikan kepada istrimu. Ia berkata masih ada yang lain. Kata Rasul berikan kepada anakmu! Masih ada yang lain. Kata rasul berikan kepada pelayanmu. Masih ada yang lain. Rasul berkata terserah kau (kamu yang lebih tahu)." Kita mempunyai hak prerogatif untuk menentukan akseptor sedekah kita.

PRIORITAS I. Orang renta yang miskin
Kita  dianjurkan untuk berbuat baik pada kedua orang tua. Ada orang renta yang bekerjsama miskin tapi tidak ingin menyusahkan anak-anaknya. Karena dia tahu anak-anaknya juga mempunyai tanggungan keluarga yang harus dinafkahinya. Mereka tidak menampakkan kesusahannya semata-mata semoga tidak menjadi beban bagi anak-anaknya. Bersedekah kepada orang renta merupakan bentuk bakti seorang anak kepada orang tuanya.

PRIORITAS II.  Kerabat yang membutuhkan
Bagaimana kita bisa memberi kepada orang lain sementara ada kerabat yang lebih membutuhkan. Ada 2 laba kalau menentukan kerabat sebagai akseptor sedekah yaitu sanggup pahala sedekah dan mempererat tali kekerabatan. Bersedekah pada selain kerabat tidak mengurangi nilai sedekah, tapi bersedekah pada kerabat akrab yang lebih membutuhkan Insya Allah lebih berkah.

PRIORITAS III. Fakir miskin yang jihad di jalan Allah
"Berinfaklah kepada orang fakir yang terikat jihad di jalan Allah, mereka tidak sanggup berusaha di bumi. Orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya alasannya yakni memelihara diri dari meminta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak, Dan apa saja harta yang baik yang kau nafkahkan (di jalan Allah) sesungguhnya Allah Maha Mengetahui".
Kriteria fakir dalam ayat ini yakni yang sibuh berjihad di jalan Allah, yaitu mereka yang mendapat panggilan jiwa mengabdikan ilmu, kemampuan dan dedikasi kepada masyarakat yang menciptakan mereka kekurangan waktu untuk mencari nafkah bagi diri dan keluarganya. Seperti guru bantu di kawasan terpencil yang tidak dibayar, guru mengaji sukarela di pemukiman kumuh / anak jalanan, dan jihad di medan perang sehingga meninggalkan keluarga yang harus dinafkahinya. Mereka tidak meminta tetapi kitalah yang harus memberi.

PRIORITAS IV. Fakir miskin yang sakit / terbelit utang
Fakir miskin yang sakit ataupun banyak utang membutuhkan banyak biaya untuk membayar biaya pengobatan atau membayar utangnya. Mereka malu untuk meminta maka kitalah yang harus proaktif membantu mereka yang membutuhkan.

PRIORITAS V. Fakir yang saleh
Agar nilai sedekah kita berberkah pilihlah fakir yang saleh, mempunyai ketaatan kepada Allah. Insya Allah doa yang dipanjatkan fakir saleh yang kita bantu akan memperlancar rezeki kita. Jika orang yang kita beri yakni orang yang fasik maka ia akan membelanjakannya di jalan yang fasik yang bisa saja dosanya juga mengikutkan kita.

KESIMPULAN : Haruskah selalu memberi pada pengemis?

Jawabannya : tergantung kepada kita. Sebagaimana disebutkan di atas untuk membagikan sebagian rezeki kepada orang lain kita mempunyai hak prerogatif. Pilihlah sasaran akseptor sedekah yang memungkinkan memberi manfaat paling besar untuk dirinya, sedekah kita akan dimanfaatkan di jalan Allah (bukan buat beli narkoba, judi togel), mereka menerimanya alasannya yakni memang pantas bukan alasannya yakni menjual kemiskinannya, menipu rasa belas kasih orang, mengatasnamakan yayasan pembangunan mesjid / panti asuhan yang fiktif, berpura-pura cacat. 
Setiap ada pengemis yang menadahkan tangan kepada kita, kalau kita memutuskan untuk tidak memberi tidak usah merasa bersalah, alasannya yakni kita tahu mana yang pantas untuk diberi dan kemana sebagian rezeki Allah akan kita salurkan yang Insya Allah lebih bermanfaat dan berberkah. 
Wallahu alam.



Demikianlah Artikel Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi?

Sekianlah artikel Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pada Pengemis Yang Mengais Rezeki, Haruskah Selalu Memberi? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2020/07/pada-pengemis-yang-mengais-rezeki.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel