Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
Friday, May 22, 2009
Edit
Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Pesan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
link : Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
Anda sekarang membaca artikel Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/secangkir-kopi-mengajarkan-banyak-hal.html
Judul : Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
link : Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
ARTIKEL KE 851
Pelajaran Hidup dalam secangkir kopi
Pagi yang hambar di Taiwan, secangkir kopi dan sepotong biskuit cukuplah menemani sarapan pagi sebelum kuliah dimulai hari ini..
Teringat percakapan ayah dan anak yang aku baca entah di mana...mengenai kemiskinan dan kopi berikut ini:
*Ayah :* Tolong buatkan kopi dua gelas untuk kita berdua nak, tapi gulanya jangan engkau tuang dulu, bawa saja ke mari beserta wadahnya.
Tidak berapa lama, anaknya sudah membawa dua gelas kopi yang masih hangat dan gula di dalam wadahnya beserta sendok kecil.
*Ayah :* Cobalah kau rasakan kopimu nak , bagaimana rasa kopimu?
*Anak :* Rasanya sangat pahit sekali ayah
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Rasa pahitnya sudah mulai berkurang, ayah
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Rasa pahitnya sudah berkurang banyak, ayah
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Rasa bagus mulai terasa tapi rasa pahit juga masih sedikit terasa, ayah
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Rasa pahit kopi sudah tidak terasa, yang ada rasa manis, ayah
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Sangat bagus sekali, ayah...bikin eneg..
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Terlalu manis. Malah tidak enak, ayah....(sambil meludahkan kopinya)
*Ayah :* Tuangkanlah sesendok gula lagi, aduklah, bagaimana rasanya?
*Anak :* Gak mau ayah, rasa kopinya makin tidak enak, lebih lezat dikala ada rasa pahit kopi dan bagus gulanya sama-sama terasa. Seimbang gitu..
*Ayah :* Ketahuilah nak.. pelajaran yang sanggup kita ambil dari pola ini adalah.. jikalau rasa pahit kopi menyerupai kemiskinan hidup kita, dan rasa bagus gula menyerupai kekayaan harta, kemudian menurutmu kenikmatan hidup itu sebaiknya mirip apa nak?
Sejenak sang anak termenung, kemudian menjawab.
*Anak :* Ya ayah, kini aku mulai mengerti, bahwa kenikmatan hidup sanggup kita rasakan, jikalau kita sanggup mencicipi hidup secukupnya, tidak melampaui batas. Terimakasih atas pelajaran ini, ayah
*Ayah :* Ayo anakku, kopi yg sudah kau beri gula tadi, campurkan dengan kopi yang belum kau beri gula, aduklah, kemudian tuangkan dalam kedua gelas ini, kemudian kita nikmati segelas kopi ini.
Sang anak kemudian mengerjakan perintah ayahnya
*Ayah :* Bagaimana rasanya?
*Anak :* Rasanya kembali nikmat, ayah...(tersenyum puas)
*Ayah :* Begitu pula jikalau engkau mempunyai kelebihan harta, akan terasa nikmat bila engkau mau membaginya dengan orang yang kekurangan. (Sambil mereguk kopi dari gelasnya).
Kesimpulan
Sangat masuk akal jikalau hidup mencari rezeki siang dan malam demi mendapat kekayaan. Karena kekayaan biasanya identik dengan kenyamanan hidup dan jadi kaya itu bukan dosa. Kecuali kalo kekayaan dipergunakan untuk maksiat. Yang bikin dosa pun bukan kayanya tapi orangnya. Kaprikornus yang terpenting yaitu abjad manusianya bukan kondisi atau keadaannya..
Kekayaan sejati berarti kebebasan.. Kebebasan untuk hidup dan beribadah sesuai standar anda tanpa harus terbebani dengan rasa pasrah alasannya tak bisa memenuhinya... Entah alasannya kekurangan waktu, kekurangan duit atau kekurangan kesempatan..
Tapi...menumpuk kekayaan itu menyerupai minum kopi yang terlalu manis...jadi gak enak. Apa-apa didapatkan dengan mudah, dibeli dengan gampang, dinikmati sesuka hati jadi kehilangan tantangan dan membuat hidup jadi membosankan..Jadi eneg.. Ya..hidup yang terlalu nyaman itu membosankan...
Karenanya kita butuh pahitnya kopi, yaitu penderitaan...bisa jadi kebangkrutan, kemiskinan, susah rezeki, tantangan dan ujian. Agar hidup kembali seimbang..
Disinilah peranan ujian dan cobaan yang Allah beri..
Jangan kesal alasannya diuji dan jangan protes alasannya dicoba, bisa jadi Allah hendak menyeimbangkan hidup anda kembali...
Jika kopi terlalu pahit juga tidak lezat dan tak bisa dinikmati. Kaprikornus harus ikhtiar mencari gula (rezeki) untuk keluar dari kepahitan itu... Jika membiarkannya tetap pahit (ogah usaha, malas, enggan ikhtiar), jangan salahkan Allah mengapa anda tak bisa menikmatinya. Karena bahu-membahu Allah tak membuat kemiskinan. Kita yang memintanya....
Setelah gula (rezeki) didapatkan, nikmati secukupnya biar rasanya jadi seimbang. Jangan kebanyakan dan jangan juga terlalu sedikit. Gula yang masih banyak tersisa tadi berikan pada mereka yang membutuhkannya biar hidupnya kembali seimbang mirip hidup kita...Sehingga dunia ini menjadi nyaman, tak ada lagi kepahitan hidup yang tak bisa diselesaikan. Itulah filosofi mengembangkan alias sedekah yang diajarkan agama kita...
Konsumsi secukupnya dan distribusikan sebanyak-banyaknya....karena sejatinya kekayaan itu bukan soal mengumpulkan melainkan soal membagikan.
Kekayaan sejati berarti kebebasan.. Kebebasan untuk hidup dan beribadah sesuai standar anda tanpa harus terbebani dengan rasa pasrah alasannya tak bisa memenuhinya... Entah alasannya kekurangan waktu, kekurangan duit atau kekurangan kesempatan..
Tapi...menumpuk kekayaan itu menyerupai minum kopi yang terlalu manis...jadi gak enak. Apa-apa didapatkan dengan mudah, dibeli dengan gampang, dinikmati sesuka hati jadi kehilangan tantangan dan membuat hidup jadi membosankan..Jadi eneg.. Ya..hidup yang terlalu nyaman itu membosankan...
Karenanya kita butuh pahitnya kopi, yaitu penderitaan...bisa jadi kebangkrutan, kemiskinan, susah rezeki, tantangan dan ujian. Agar hidup kembali seimbang..
Disinilah peranan ujian dan cobaan yang Allah beri..
Jangan kesal alasannya diuji dan jangan protes alasannya dicoba, bisa jadi Allah hendak menyeimbangkan hidup anda kembali...
Jika kopi terlalu pahit juga tidak lezat dan tak bisa dinikmati. Kaprikornus harus ikhtiar mencari gula (rezeki) untuk keluar dari kepahitan itu... Jika membiarkannya tetap pahit (ogah usaha, malas, enggan ikhtiar), jangan salahkan Allah mengapa anda tak bisa menikmatinya. Karena bahu-membahu Allah tak membuat kemiskinan. Kita yang memintanya....
Setelah gula (rezeki) didapatkan, nikmati secukupnya biar rasanya jadi seimbang. Jangan kebanyakan dan jangan juga terlalu sedikit. Gula yang masih banyak tersisa tadi berikan pada mereka yang membutuhkannya biar hidupnya kembali seimbang mirip hidup kita...Sehingga dunia ini menjadi nyaman, tak ada lagi kepahitan hidup yang tak bisa diselesaikan. Itulah filosofi mengembangkan alias sedekah yang diajarkan agama kita...
Konsumsi secukupnya dan distribusikan sebanyak-banyaknya....karena sejatinya kekayaan itu bukan soal mengumpulkan melainkan soal membagikan.
*Selamat ngopi dengan penuh kenikmatan hari ini...everyone....☕*
baca juga : filosofi kopi terkait rezeki
Wallahu alam
baca juga : filosofi kopi terkait rezeki
Wallahu alam
Demikianlah Artikel Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal
Sekianlah artikel Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Secangkir Kopi Mengajarkan Banyak Hal dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2009/05/secangkir-kopi-mengajarkan-banyak-hal.html