Cerewet Membawa Rezeki
Sunday, April 9, 2006
Edit
Cerewet Membawa Rezeki - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cerewet Membawa Rezeki, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel alasan,
Artikel kisah, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Cerewet Membawa Rezeki
link : Cerewet Membawa Rezeki
Hatinya terharu, ia ingat ayahnya..
Dia yang selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ayahnya. Sekarang ia sadar bahwa omelan dan disiplin yang ditanamkan ayahnya lah yang membuatnya diterima bekerja.
Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna..
Wallahu alam..
Anda sekarang membaca artikel Cerewet Membawa Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/cerewet-membawa-rezeki.html
Judul : Cerewet Membawa Rezeki
link : Cerewet Membawa Rezeki
Cerewet Membawa Rezeki
ARTIKEL KE 737
Cerewet membawa rezeki..
Postingan ini yaitu perihal apa yang umum terjadi dalam rumah tangga..
Sang anak ogah tinggal di rumah, alasannya lantaran ayahnya suka ‘ngomel’ banyaomong dan nyinyir;
"Wah, kau ninggalin ruangan kek uler mana kipas angin gak dimatiin lagi."
“Matikan TV. Jangan biarin nyala tapi gak ada yang nonton, ekonomis energi, ekonomis listrik, bayarnya pake duit bukan pake daun mangga..!!"
"Wah, kau ninggalin ruangan kek uler mana kipas angin gak dimatiin lagi."
“Matikan TV. Jangan biarin nyala tapi gak ada yang nonton, ekonomis energi, ekonomis listrik, bayarnya pake duit bukan pake daun mangga..!!"
“Jangan biarin pena jatuh ke bawah meja trus gak dipungut dan dikembaliin ke daerah semula, barang kecil dan murah pun kalo mo dipake trus gak ada di tempatnya bikin kesel ” Itulah sebagian dari "kata-kata mutiara" ayahnya yang harus ia denger setiap hari.
Sang anak gak suka diomelin untuk hal-hal kecil menyerupai ini..
Tapi ia harus pasrah dan gak protes lantaran hidup masih numpang dirumah ayahnya.
Akhirnya tibalah hari dimana ia menerima usul wawancara kerja...
"Begitu saya dapatin pekerjaan itu, saya akan meninggalkan kota ini. Gak akan ada lagi omelan dari ayah saya.." Batinnya.
Ketika ia hendak pergi untuk wawancara, sang ayah ngasi saran:
“Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan dengan yakin, jangan ragu-ragu.
Bahkan kalo gak tahu jawabannya, sebutkan itu dengan percaya diri..terus terang, apa adanya dan jujur ” Ayahnya memberi ongkos padanya..
“Nak, jawablah pertanyaan yang diajukan dengan yakin, jangan ragu-ragu.
Bahkan kalo gak tahu jawabannya, sebutkan itu dengan percaya diri..terus terang, apa adanya dan jujur ” Ayahnya memberi ongkos padanya..
Dia pun berlalu dan tak berselang usang tiba di daerah wawancara itu..
Dia lihat meski gedungnya besar dan megah tapi tidak ada penjaga keamanan di gerbang. Tampak pintunya terbuka, gerendelnya menonjol keluar, hal itu sanggup berbahaya dan melukai orang yang lewat.
Dia kemudian meletakkan gerendel di daerah seharusnya, menutup pintu gerbang dan memasuki kantor.
Dia kemudian meletakkan gerendel di daerah seharusnya, menutup pintu gerbang dan memasuki kantor.
Di kedua sisi jalan ia melihat tanaman bunga yang indah. Tapi air trus mengalir dari keran menuju selang yang panjang sehingga meluap dan membanjiri jalan setapak. Tak terlihat seseorang di taman ini. Matanya mencari-cari tukang kebun atau siapapun tapi gak menemukannya. Wah ini sanggup menciptakan orang terpeleset pikirnya. Dia kemudian mematikan keran air, mengangkat selang dan meletakkannya di daerah yang kondusif dan melangkah lebih jauh.
Tibalh ia di meja resepsionis.
Tibalh ia di meja resepsionis.
Gak ada seorang pun di area itu. Namun, ada pemberitahuan yang menyampaikan bahwa wawancara berada di lantai satu. Dia perlahan berjalan melalui koridor yang terperinci benderang di siang hari menuju daerah wawancara.
Dia melihat lampu masih menyala meski sudah pukul 10 pagi. Dia selalu ingat omelan ayahnya. "Mengapa kau meninggalkan ruangan tanpa mematikan lampu?" Dan ia seolah mendengarnya sekarang. Meski sedikit kesal oleh pikiran itu, namun ia mencari saklar dan mematikan lampu. Masuklah ia ke dalam ruangan besar yang menyerupai aula.
Di aula ia melihat banyak calon duduk menunggu giliran.
Saking banyaknya pelamar, menciptakan nyalinya jadi ciut dan bertanya dalam hati apakah ia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu?
Saking banyaknya pelamar, menciptakan nyalinya jadi ciut dan bertanya dalam hati apakah ia punya kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan itu?
Dia pun sedikit gentar untuk melangkah dan menginjak ganjal kaki yang bertuliskan "Selamat Datang" yang ditempatkan di erat pintu masuk.
Diperhatikannya bahwa goresan pena itu terbalik dan posisinya miring, nampak gak sedap dipandang.. impulsif saja ia meluruskan, walaupun dengan sedikit kesal.
Diperhatikannya bahwa goresan pena itu terbalik dan posisinya miring, nampak gak sedap dipandang.. impulsif saja ia meluruskan, walaupun dengan sedikit kesal.
Dia melihat bahwa dalam beberapa baris di depannya ada banyak orang yang menunggu giliran, sedangkan barisan belakang kosong. Banyak kipas angin yang menyala di rungan itu.
Dia melihat kipas berputar di gugusan bangku yang kosong..spontan ia mematikannya lantaran tidak ada yang menggunakannya dan berjalan menuju gugusan bangku yang dipenuhi banyak orang.
Dia melihat kipas berputar di gugusan bangku yang kosong..spontan ia mematikannya lantaran tidak ada yang menggunakannya dan berjalan menuju gugusan bangku yang dipenuhi banyak orang.
Dia memperhatikan banyak orang yang masuk ruang wawancara dan keluar lewat pintu lain. Kaprikornus gak mungkin ada yang sanggup menebak apa yang ditanyakan dalam wawancara.
Ketika tiba gilirannya diapun bangkit di hadapan pewawancara dengan sedikit gemetar dan pesimis..
Sesampainya didepan meja, pewawancara eksklusif mengambil sertifikat, dan tanpa bertanya, mereka eksklusif berkata "Kapan Anda sanggup mulai bekerja?"
Dia terkejut dan berpikir, "apakah ini pertanyaan jebakan, atau sebuah sinyal bahwa saya telah diterima untuk pekerjaan itu?"
Dia bingung.
Dia bingung.
"Apa yang kau pikirkan?" Tanya sang bos. Melihat kebingungan di wajah sang pelamar ia melanjutkan kata-katanya.."Kami tidak mengajukan pertanyaan kepada siapa pun di sini. Karena dengan mengajukan hanya beberapa pertanyaan, kami tidak akan sanggup menilai mereka.
Tes kami yaitu untuk menilai sikap orang tersebut.. Kami melaksanakan tes tertentu menurut attitude para kandidat..
Tes kami yaitu untuk menilai sikap orang tersebut.. Kami melaksanakan tes tertentu menurut attitude para kandidat..
Kami mengamati setiap orang melalui CCTV.
Untuk mengamati apa saja yang dilakukannya, ketika melihat gerendel di pintu, keran yang terus mengalir dan pipa selang yang menghalangi, keset selamat datang, kipas atau lampu yang masih terus menyala meski tak digunakan..
Untuk mengamati apa saja yang dilakukannya, ketika melihat gerendel di pintu, keran yang terus mengalir dan pipa selang yang menghalangi, keset selamat datang, kipas atau lampu yang masih terus menyala meski tak digunakan..
Anda yaitu satu-satunya yang melihat dan melaksanakan sesuatu terhadapnya.
Itu sebabnya kami tetapkan untuk mendapatkan Anda”
Itu sebabnya kami tetapkan untuk mendapatkan Anda”
Hatinya terharu, ia ingat ayahnya..
Dia yang selalu merasa jengkel terhadap disiplin dan omelan ayahnya. Sekarang ia sadar bahwa omelan dan disiplin yang ditanamkan ayahnya lah yang membuatnya diterima bekerja.
Kekesalan dan kemarahannya pada ayahnya seketika sirna..
Ayah, ma'afkan anakmu, demikian bisiknya..
Dia tetapkan akan meminta maaf pada ayahnya sepulang dari sana, ia akan membawa ayahnya melihat daerah kerjanya..
Dia pulang ke rumah dengan bahagia..
(baca : tak ada kata pesniun menjadi orang tua)
Dia pulang ke rumah dengan bahagia..
(baca : tak ada kata pesniun menjadi orang tua)
Pesan Moral
Apapun yang ayah atau orang renta katakan pada kita, hanyalah untuk kebaikan kita..
Semua bertujuan untuk mendidik dan memberi peljaran semoga di masa depan kita sanggup menghadapi masalah. Fungsi ayah bukanlah hanya mencari nafkah saja, ayah memberi teladan dan mendidik dengan caranya yang berbeda cara ibu mendidik kita.
Semua bertujuan untuk mendidik dan memberi peljaran semoga di masa depan kita sanggup menghadapi masalah. Fungsi ayah bukanlah hanya mencari nafkah saja, ayah memberi teladan dan mendidik dengan caranya yang berbeda cara ibu mendidik kita.
Batu karang gak sanggup menjelma patung yang indah dan berharga, kalau sang kerikil tak sanggup menahan rasa sakit dari pisau pahat yang membentuknya...
Agar menjadi pribadi yang indah, kita perlu mencar ilmu mendapatkan dan mematuhi aturan, memperbaiki kesalahan, membetulkan ketimpangan meski gak ada yang melihat..
Ogah korupsi, kolusi, nepotisme dan berbuat dosa/maksiat meski ada kesempatan dan gak ada insan yang lihat lantaran yakinlah kalo Allah melihat, menyerupai halnya para pelamar dipantau oleh pewawancara lewat kamera CCTV di kisah di atas. Allah gak perlu kata-kata manis dan tindakan mahir kita ketika berada di depan banyak orang, tapi tindakan kita ketika tak ada orang yang melihat.
Memahat kebiasaan baik dari sikap jelek yang muncul dari diri kita sendiri...
Ogah korupsi, kolusi, nepotisme dan berbuat dosa/maksiat meski ada kesempatan dan gak ada insan yang lihat lantaran yakinlah kalo Allah melihat, menyerupai halnya para pelamar dipantau oleh pewawancara lewat kamera CCTV di kisah di atas. Allah gak perlu kata-kata manis dan tindakan mahir kita ketika berada di depan banyak orang, tapi tindakan kita ketika tak ada orang yang melihat.
Memahat kebiasaan baik dari sikap jelek yang muncul dari diri kita sendiri...
Ibu mencintai dengan caranya, memeluk, memberi makan, membacakan kisah dan untuk meninabobokkan..
Tetapi ayah berbeda, ia mengangkat anak itu ke pundaknya untuk membuatnya melihat dunia yang tidak sanggup diihatnya..
Dekapan ibu yang lembut dan bahu ayah yang berpengaruh menjadi penyeimbang hidup seorang anak.
Menjadi ayah tidaklah mudah.
Dekapan ibu yang lembut dan bahu ayah yang berpengaruh menjadi penyeimbang hidup seorang anak.
Menjadi ayah tidaklah mudah.
Ayah dan ibu yaitu pendekar dan guru kehidupan..
Petunjuk dan kasih sayangnya mendampingi kita sepanjang kehidupan..
Petunjuk dan kasih sayangnya mendampingi kita sepanjang kehidupan..
Perlakukanlah mereka dengan baik..
Hal ini akan menjadi tumpuan dan bimbingan dari generasi ke generasi berikutnya, menyerupai sebuah estafet kehidupan..
Orang renta banyaomong itu rezeki, mengapa?
Karena mereka peduli, lantaran sayang pada anaknya.
Kecerewetan orang tualah yang membawa rezeki anak-anaknya. Rezeki yang menjadikannya insan yang baik, saleh dan bermartabat. Wujudkan bakti selama mereka masih hidup lantaran doa mereka menembus langit. Selalu lihat sisi yang kasatmata dari setiap tindakan dan kata-kata mereka.
Hal ini akan menjadi tumpuan dan bimbingan dari generasi ke generasi berikutnya, menyerupai sebuah estafet kehidupan..
Orang renta banyaomong itu rezeki, mengapa?
Karena mereka peduli, lantaran sayang pada anaknya.
Kecerewetan orang tualah yang membawa rezeki anak-anaknya. Rezeki yang menjadikannya insan yang baik, saleh dan bermartabat. Wujudkan bakti selama mereka masih hidup lantaran doa mereka menembus langit. Selalu lihat sisi yang kasatmata dari setiap tindakan dan kata-kata mereka.
Wallahu alam..
Demikianlah Artikel Cerewet Membawa Rezeki
Sekianlah artikel Cerewet Membawa Rezeki kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Cerewet Membawa Rezeki dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/04/cerewet-membawa-rezeki.html