Bolehkah Berharap Keberuntungan?

Bolehkah Berharap Keberuntungan? - Hallo sahabat Islam Itu Indah, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Bolehkah Berharap Keberuntungan?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel alasan, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Bolehkah Berharap Keberuntungan?
link : Bolehkah Berharap Keberuntungan?

Baca juga


Related

Bolehkah Berharap Keberuntungan?

ARTIKEL KE 813  

Apakah kita butuh keberuntungan dalam hidup?  

Saya pernah menulis artikel berjudul seberapa beruntung dan sialkah rezeki anda? Artikel ini membahas wacana keberuntungan dan kesialan yang diyakini orang pada rezekinya. Artikel kali ini aku lebih fokus pada keberuntungan. Bolehkah berharap keberuntungan pada rezeki kita atau apakah kita butuh keberuntungan dalam hidup?


Ada orang yang meyakini kalo keberuntungan sangatlah berarti dikarenakan ada ungkapan menyerupai di bawah ini:
orang kurang cerdik akan dikalahkan oleh orang pintar, dan orang pandai akan dikalahkan oleh orang beruntung. 
Begitu pentingkah keberuntungan itu?

baca : betulkah sial bisa dibuang?

Jika keberuntungan itu sangat berarti bolehkah kita berharap selalu beruntung supaya hidup kita lebih gampang dan lebih nyaman? Kan yummy jikalau segala upaya selalu berhasil hanya alasannya ialah angin keberuntungan lagi berada di atas kita. Istilah jaman now, lagi di atas angin. Tapi yang perlu diketahui keberuntungan merupakan sesuatu yang tidak bisa dikendalikan. Boleh dikatakan keberuntungan cenderung tiba tiba - tiba. Kita tak mempunyai kontrol untuk mendatangkannya. Kita bahkan tak tahu kapan datangnya...

Dalam istilah Asuransi jiwa dan kesehatan, kecelakaan sering diartikan sebagai sesuatu negatif yang tidak bisa dikendalikan, direncanakan dan cenderung tiba tiba - tiba. Meskipun ada andil insan pada terjadinya kecelakaan tapi tak ada orang normal yang berniat dan berharap untuk celaka.

Di sinilah bisnis asuransi mengambil laba pada sesuatu yang tak bisa dikendalikan. Keinginan manuisia untuk save pada ketika mengalami kecelakaan diantisipasi dengan menyisihkan sebagian uang untuk membayar premi.

Jika kecelakaan selalu dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif, keberuntungan malah sebaliknya, ia merupakan sesuatu faktual yang tidak bisa dikendalikan, direncanakan, dan cenderung tiba tiba - tiba.
Bukan keberuntungannya yang berarti bahwasanya tapi reaksi kita terhadap keberuntungan itu.
 “keberuntungan” menjadi sangat berarti, tapi di balik keberuntungan yang di peroleh terdapat perjuangan dan niat yang beberapa kali gagal, tak jarang rasa kecewa tiba menghinggapi diri akan tetapi tetap terus mencoba dan berusaha di ketika mulai lelah ialah jalan mendapat keberuntungan itu. Dibalik setiap upaya itupun niscaya terselip doa kecil yang berharap apa yang kita inginkn dan kita kerjakan berhasil,dan di situlah letak tugas “keberuntungan”.
Tidak selamanya perjuangan kita gagal dan tidak semua juga berhasil. Semua orang ingin keberuntungan berpihak padanya tapi mereka punya fase keberuntungan sendiri-sendiri tergantung KADAR usahanya untuk mencapai keberuntungan tersebut. Jika kadarnya cukup dan Allah meridhai maka sukseslah yang diraih, tapi jikalau perjuangan ala kadarnya pun tak diimbangi dengan doa dan amal saleh maka buntunglah yang diperoleh.
Jika terus menerus begini kejadiannya, gagal dan gagal lagi, bagi mereka yang tak besar lengan berkuasa imannya timbul kata “menyerah”, merasa diri sial, kurang beruntung dan putus asa. Padahal Allah melarang kita untuk berputus asa dari rahmatNYA.

baca : jangan frustasi jikalau rezekimu tak sesuai harapan
KESIMPULAN

Boleh jadi keberuntungan itu berarti bagi anda, namun jangan terlalu berharap dengan keberuntungan. Karena keberuntungan tiba tiba-tiba dan kita tidak tahu kapan terjadinya. Keberuntungan sesuatu yang berada di luar kontrol kita, sehingga tak bisa diandalkan untuk memudahkan hidup kita. Andalkan Allah yang selalu ada setiap kita butuh. Daripada menunggu keberuntungan tiba mendekati mengapa bukan perjuangan yang kita perbaiki kadarnya? Jika tadi usahanya hanya setengah-setengah kini dibikin gas pol...alias dimaksimalkan. Jika tadi ibadah dan amal salehnya ala kadarnya kini kadarnya dinaikin, sholatnya dibenerin, puasanya diseringin, sedekahnya dibanyakin. Alih-alih duduk anggun nungguin keberuntungan nyamperin harusnya kita yang mengundang keberuntungan itu datang. 

baca : menciptakan keajaiban dengan mudah
Jadi berusahalah...jangan menyerah. Seperti halnya para atlet yang sedang berlaga di ASEAN GAMES ke 18 di Jakarta-Palembang kini ini. Mereka tak mengandalkan keberuntungan saja untuk memperoleh medali tapi berusaha dengan gigih berkompetisi melawan negara lain kalo perlu rekan senegaranya alasannya ialah pada hasilnya yang terbaiklah akan menang. .
Ada yang beropini bahwa keberuntungan ialah pada ketika kemampuan bertemu dengan kesempatan. 
Berarti? Relatif dong !
Karenanya jangan pernah menyia-nyiakan kesempatan yang mendekati anda..
Saya eksklusif pernah mempertanyakan ini kepada diri saya. Namun entah mengapa, pertanyaan yang muncul selanjutnya adalah, “apakah aku mewaspadai kemampuan diri saya?” Atau malah aku yang terlalu sering menyia-nyiakan kesempatan yang ada? Apakah aku mewaspadai Allah? Karena pada akhirnya, aku jarang menemui seseorang yang aku anggap beruntung, namun tidak melaluinya dengan kerja keras.

baca : berjuang menggapai rezeki
Percayalah,anda hidup dengan suatu alasan. Mampukah anda menemukannya? Itulah keberuntungan sesungguhnya.

Wallahu alam...


Demikianlah Artikel Bolehkah Berharap Keberuntungan?

Sekianlah artikel Bolehkah Berharap Keberuntungan? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Bolehkah Berharap Keberuntungan? dengan alamat link https://lubukhatimuslim.blogspot.com/2006/02/bolehkah-berharap-keberuntungan.html

Related Posts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel